BI menajamkan mata pada potensi kredit macet



JAKARTA. Bank Indonesia (BI) kini menajamkan mata terhadap risiko kredit bermasalah perbankan. Tindakan itu ditempuh menyusul hasil uji tekanan atau stress test terhadap kondisi kredit perbankan akibat dari perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Halim Alamsyah, Deputi Gubernur BI bilang, ada risiko kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) pada semester II-2013 akibat penurunan ekonomi ini. "Jika kegiatan ekonomi turun, ada kemungkinan kenaikan NPL tapi kecil," kata Halim, Selasa (27/8) malam.

Dia memaparkan, hasil stress test BI itu menunjukkan, jika pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) turun 1% maka potensi kenaikan NPL sebesar 0,2% - 0,3%. Sedangkan jika PDB turun 0,1% - 0,2% maka NPL akan naik tipis.


Nilai kredit bermasalah perbankan mencapai Rp 55,57 triliun per Juni 2013 atau naik 3,56% dibandingkan setahun sebelumnya. Kenaikan NPL tertinggi terjadi pada sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum serta sektor jasa perorangan yang melayani rumah tangga.

Sekretaris Perusahaan Bank Rakyat Indonesia (BRI), Muhammad Ali mengakui, nilai kredit bermasalah masih terjaga karena BRI sudah mengantisipasi melalui pemberian kredit secara selektif. "Kami memberikan kredit di sektor domestik yang masih aman risikonya," kata Ali. BRI membukukan NPL gross sebesar 1,81% per Juni 2013 atau turun 57 bps dibandingkan periode sama 2012. Penurunan NPL terjadi pada semua segmen kredit, terutama di segmen kredit menengah.

 Bank Mandiri juga akan mewaspadai potensi terjadinya kredit bermasalah meskipun saat ini kondisinya belum mengkhawatirkan. "Rasio kredit bermasalah saat ini terkendali," kata Direktur Risk Management Bank Mandiri, Sentot A. Sentausa.

Ia bilang, pada semester II-2013, rasio kredit bermasalah masih akan terkendali. Per Juni 2013, nilai kredit bermasalah Bank Mandiri mencapai Rp 6,68 triliun. Secara rasio, NPL Bank Mandiri sebesar 1,77%. NPL terbesar pada kredit mikro sebesar 3,56%, diikuti kredit usaha kecil yang sebesar 2,89%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: