KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah mulai bergerak stabil pada April 2018. Namun Bank Indonesia (BI) tetap mewaspadai volatilitas rupiah. Pasalnya, tekanan terhadap nilai tukar rupiah biasanya tergolong besar memasuki kuartal II-2018. Hal ini disebabkan adanya pembayaran kewajiban pemerintah ke luar negeri dan naiknya suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed). "Biasanya pada kuartal pertama, tekanan pada current account (transaksi berjalan) ada. Di kuartal II akan ada tekanan lagi (lebih besar)," jelas Gubernur (BI) Agus Martowardojo, Rabu (11/4). BI mencatat transaksi berjalan selalu mengalami peningkatan defisit pada kuartal II dibandingkan kuartal I. Itu adalah imbas pembayaran bunga utang pemerintah dan swasta ke luar negeri. Juga musim pembagian dividen.
BI mewaspadai tekanan nilai tukar rupiah
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah mulai bergerak stabil pada April 2018. Namun Bank Indonesia (BI) tetap mewaspadai volatilitas rupiah. Pasalnya, tekanan terhadap nilai tukar rupiah biasanya tergolong besar memasuki kuartal II-2018. Hal ini disebabkan adanya pembayaran kewajiban pemerintah ke luar negeri dan naiknya suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed). "Biasanya pada kuartal pertama, tekanan pada current account (transaksi berjalan) ada. Di kuartal II akan ada tekanan lagi (lebih besar)," jelas Gubernur (BI) Agus Martowardojo, Rabu (11/4). BI mencatat transaksi berjalan selalu mengalami peningkatan defisit pada kuartal II dibandingkan kuartal I. Itu adalah imbas pembayaran bunga utang pemerintah dan swasta ke luar negeri. Juga musim pembagian dividen.