BI minta AKKI pertimbangkan untuk turunkan bunga KK



JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengimbau Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) agar mempertimbangkan suku bunga pinjaman kartu kredit yang dinilai masih tinggi. Pasalnya, ini bisa memicu kenaikan kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) kartu kredit.
Aribowo, Kepala Biro Sistem Pembayaran Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran BI mengungkapkan sudah menyampaikan hal ini ke AKKI. "Beberapa hari lalu kami rapat bersama dan sudah kami sampaikan agar asosiasi mempertimbangkan hal ini," katanya kepada KONTAN, Senin (20/9).
Ketua AKKI Steve Marta mengakui masukan dari BI positif. Imbauan tersebut membuat asosiasi mengevaluasi lagi perkembangan industri kartu kredit. "Bunga yang terlalu tinggi selain menciptakan NPL juga tidak baik karena jarak yang jauh antara bunga dan cost of fund," tutur Steve.
Yang jelas, lanjut Steve, per Juli 2010 NPL kartu kredit masih di kisaran 7%-8% dan belum mengganggu industri. "Selama masih di bawah dua digit, NPL belum menjadi masalah," ujarnya.
Memang, momen Lebaran biasanya membuat transaksi kartu kredit meningkat. Nah, naiknya transaksi secara teori memicu kenaikan NPL. Namun, NPL baru bisa dilihat setelah dua sampai tiga bulan setelah Lebaran. Ini sesuai periode pembayaran tagihan nasabah.
Steve memaparkan, bunga kartu kredit saat ini rata-rata 2,5%-3,5% per bulan. Secara pribadi, dia tidak mengkhawatirkan NPL, karena sistem pengawasan dan kualitas nasabah semakin baik. Meski begitu, asosiasi tetap mengkaji usulan BI.
Selain mengkaji suku bunga, asosiasi juga tengah mempersiapkan program untuk meningkatkan komunikasi dan edukasi kepada masyarakat terutama pemakaian dan pembayaran kartu kredit. Hal ini terkait adanya praktik penipuan terhadap nasabah kartu kredit.
Penipuan terkait dengan pelunasan tagihan kartu kredit. "Sebenarnya nasabah harus datang ke bank untuk menegosiasikan jangka waktu pembayaran. Bukan datang ke pihak-pihak yang menjanjikan bisa melunasi tagihan kartu kredit," terang Steve.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Uji Agung Santosa