BI minta bank cari dana di pasar repo



JAKARTA. Bank Indonesia (BI) terus mendorong perbankan Indonesia gencar bertransaksi repurchase agreement (repo) untuk memperoleh dana di pasar sekunder. Kepala Departemen Pendalaman Pasar Uang BI Nanang Hendarsyah mengatakan, transaksi perbankan di pasar repo masih tidak sesuai harapan BI.

Temuan BI, kelompok bank kecil menilai transaksi repo rumit dan membuat beban. Sebab, bank peserta wajib membuat bank garansi atau collateral ketika ingin bertranaksi repo antar bank.

Alhasil, bank-bank masih memilih bertransaksi di Pasar Uang Antar Bank (PUAB) yang lebih sederhana dari sisi administratif. Saat ini, secara rata-rata transaksi repo masih sekitar Rp 1 triliun sampai Rp 3 triliun. Ini masih jauh dari harapan BI, kata Nanang, Jumat (24/3).


BI memasang target transaksi repo minimal Rp 5 triliun setiap bulan. Transaksi repo masih jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata transaksi PUAB mencapai Rp 12 triliun-Rp 16 triliun.

Lanjut Nanang, transaksi repo antar perbankan masih rendah karena pemainnya masih sepi. Saat ini, baru sekitar 47 bank yang terdiri dari bank asing, bank pembangunan daerah (BPD), bank BUMN dan bank swasta yang mencari sumber dana dari pasar repo.

Padahal, sudah ada 74 bank yang sudah membentuk perjanjian Global Master Repurchase Agreement (GMRA).Alasan lain, rendahnya transaksi repo kemungkinan karena likuiditas perbankan masih cukup untuk memenuhi kebutuhan kredit yang masih lambat.

Dari sisi tenaga ahli, BI akan menerbitkan aturan sertifikasi dealer treasury pada April 2017. Aturan ini untuk memastikan para tresuri memiliki kemampuan teknis dan paham aturan main repo. Saat ini, ada sekitar 2.000 tenaga tresuri dari 106 bank di Indonesia.

Iman Nugroho Soeko, Direktur Keuangan dan Treasury PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengatakan, pihaknya minim bertransaksi melalui pasar repo karena kebutuhan likuiditas perusahaan berjangka panjang sehingga tidak cocok jika memanfaatkan repo. "Jadi tidak ada keperluan untuk menjaminkan SUN atau SBN," ucap Iman.

Head of Treasury PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Branko Windoe mengakui, sejauh ini permintaan transaksi repo masih minim karena bank belum banyak membutuhkan. "Pangsa pasar BCA di pasar repo rata-rata di atas 30%," terang Branko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto