BI Minta BPD Tingkatkan Kualitas



JAKARTA. Bank Indonesia (BI) meminta bank pembangunan daerah (BPD) meningkatkan kualitas kinerja keuangan. Bank sentral juga berharap, bank milik pemerintah daerah itu meningkatkan kompetensi mereka agar mampu menghadapi bank-bank asing yang semakin agresif menggarap pasar menengah ke bawah.

Peneliti Utama Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI Suhaedi mengatakan, BPD perlu memperbaiki diri di tengah persaingan yang semakin ketat. "Apalagi, tahun 2020 sistem perbankan Indonesia akan terbuka bebas," ujarnya belum lama ini.

Ia yakin, BPD mampu bersaing dengan bank asing dalam menyalurkan kredit. Pasalnya, BPD lebih mengetahui karakteristik daerah masing-masing. "Secara permodalan, BPD kalah dari bank asing. Tetapi, pengetahuan dan kedekatan BPD dengan masyarakat bisa menjadi keunggulan BPD," tambahnya.


Sebelumnya, Deputi Gubernur BI Muliaman D. Hadad mengatakan, BPD perlu memperkuat modal untuk menghadapi persaingan dengan bank asing. Alhasil, ekspansi kredit BPD bisa lebih luas. "Lemahnya modal membuat BPD kurang bersaing dengan bank lain," ujarnya.

Selain itu, investasi BPD pada teknologi informasi (TI) relatif minim dan struktur pendanaan masyarakat masih rendah. "Hal ini terlihat dari sedikitnya mesin anjungan tunai mandiri (ATM) milik BPD," tambahnya.

Ia juga mendorong BPD mencatatkan sahamnya di bursa (go public). "Bank akan lebih transparan karena diawasi BI, masyarakat, serta Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan (Bapepam-LK)," katanya.

Berdasarkan data BI, pada Mei 2010 total penyaluran kredit BPD sebesar Rp 129,47 triliun. Angka ini tumbuh 20,63% dibandingkan penyaluran kredit periode yang sama 2009 sebesar Rp 107,33 triliun. Per Mei 2010, BPD berhasil mengumpulkan dana pihak ketiga (DPK) Rp 183,1 triliun atau tumbuh 6,63%. Adapun capital adequacy ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal BPD di 16,36%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test