BI minta perbankan pertajam perhitungan risiko usaha



JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution meminta perbankan mempertajam perhitungan risiko usaha dalam pemberian kredit. Tujuannya supaya biaya di sektor perbankan lebih efisien.Darmin mencontohkan penyaluran kredit di sektor perikanan. Menurutnya, banyak perbankan cenderung menilai industri perikanan berisiko usaha tinggi sehinggga beban yang diberikan kepada calon debitur juga besar. Menurutnya, jangan sampai akibat ketidaktahuan perhitungan membuat beban risiko kepada debitur menjadi sangat besar."Seperti membangun jembatan untuk dilalui gerobak tapi konstruksinya seperti membangun untuk dilalui truk besar," ujar Darmin saat membuka Workshop Prospek Pembiayaan Industri Perikanan Tangkap, Rabu (26/10).Menurut Darmin, Bank Indonesia sejatinya telah memberikan kemudahan bagi nelayan tangkap memperoleh kredit dari perbankan. Hal itu tercantum dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum yang mengatur kapal laut dapat dijadikan sebagai agunan bank.Beleid tersebut menyebutkan kapal nelayan yang dapat diagunkan adalah kapal berukuran 20 meter kubik atau setara lima gross ton (GT). Ini merupakan kapal kecil yang relatif terjangkau untuk nelayan dengan modal kecil.Selain itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah memfasilitasi Sertifikasi Hak Atas tanah nelayan dan Buku Kapal Perikanan menjadi aset untuk dijaminkan dalam pengajuan kredit bagi nelayan. Dengan adanya fasilitas-fasilitas tersebut, Darmin berharap masyarakat juga lebih berani mengajukan pinjaman ke perbankan dibandingkan menggunakan jalur tradisional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Edy Can