JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melakukan tes uji ketahanan atau stress test pada perbankan. Hasilnya, Halim Alamsyah, Deputi Gubernur BI mengatakan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) bank masih kuat untuk menahan gejolak fluktuasi nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dollar, serta penurunan harga Surat Berharga Negara (SBN). Misalnya, BI menguji permodalan bank dengan skenario penurunan harga SBN dengan menggunakan data bank per Oktober 2014. Pertama, skenario koreksi penurunan harga SBN sebesar 20% ini hanya akan memangkas modal bank sebesar 142 bps, dari CAR bank sebesar 19,63% per Oktober 2014. "Sehingga permodalan masih cukup memadai untuk mengantisipasi risiko kerugian terkait penurunan harga SBN," kata Halim, Jumat (9/1). Menurutnya, stress test secara terintegrasi dengan kombinasi risiko pasar dan risiko kredit, juga menunjukkan rasio permodalan industri perbankan maupun per kelompok BUKU masih cukup kuat diatas 8%. Pada Oktober 2014, bank BUMN memiliki CAR sebesar 17,48%, bank swasta kelompok devisa sebesar 16,72%, BPD sebesar 17,60%, bank campuran 19,23%, bank asing 41,93%, dan bank swasta non devisa 23,24%.
BI: Modal bank kuat menahan gejolak rupiah
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melakukan tes uji ketahanan atau stress test pada perbankan. Hasilnya, Halim Alamsyah, Deputi Gubernur BI mengatakan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) bank masih kuat untuk menahan gejolak fluktuasi nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dollar, serta penurunan harga Surat Berharga Negara (SBN). Misalnya, BI menguji permodalan bank dengan skenario penurunan harga SBN dengan menggunakan data bank per Oktober 2014. Pertama, skenario koreksi penurunan harga SBN sebesar 20% ini hanya akan memangkas modal bank sebesar 142 bps, dari CAR bank sebesar 19,63% per Oktober 2014. "Sehingga permodalan masih cukup memadai untuk mengantisipasi risiko kerugian terkait penurunan harga SBN," kata Halim, Jumat (9/1). Menurutnya, stress test secara terintegrasi dengan kombinasi risiko pasar dan risiko kredit, juga menunjukkan rasio permodalan industri perbankan maupun per kelompok BUKU masih cukup kuat diatas 8%. Pada Oktober 2014, bank BUMN memiliki CAR sebesar 17,48%, bank swasta kelompok devisa sebesar 16,72%, BPD sebesar 17,60%, bank campuran 19,23%, bank asing 41,93%, dan bank swasta non devisa 23,24%.