JAKARTA. Penerapan kebijakan wajib pegang kepemilikan Sertifikat Bank Indonesia selama satu bulan alias one month holding kemungkinan bisa diperpanjang rentang wajib pegangnya. Bank Indonesia (BI) menyiapkan hal ini sebagai salah satu pilihan skenario kebijakan, jika aliran modal asing ke sistem keuangan domestik semakin membanjir. Deputi Gubernur BI Budi Mulya menjelaskan, BI sudah mengantongi berbagai macam variasi skenario untuk memitigasi risiko aliran dana keluar (capital outflow) termasuk menghadapi kemungkinan pembalikan dana dalam jumlah besar secara tiba-tiba atau sudden reversal. "Variasi skenario itu banyak, BI sudah menyiapkannya untuk kemungkinan terjadinya pembalikan dana. Nah, kapan (kebijakan) itu akan dilakukan, ya nanti kita lihat lagi," ujarnya di Jakarta, Kamis (11/11). Deputi Gubernur BI Hartadi A. Sarwono menambahkan, opsi memperpanjang rentang wajib pegang SBI itu selalu terbuka. "Kalau melihat prioritas yang ada sekarang, masih berjalan baik. Tapi nanti, apabila diperlukan kita execute," tandas Hartadi. Kebijakan wajib pegang SBI selama satu bulan mulai diterapkan Juli lalu. BI mengklaim kebijakan ini sudah cukup efektif untuk memperkecil kecepatan hilir mudik arus modal asing jangka pendek (hot money) dan berimbas pada menurunnya tingkat volatilitas rupiah. Namun, seiring dengan semakin derasnya capital inflow, hantu hot money yang kerap membikin rupiah bergejolak mulai kembali membayangi. Rentang waktu satu bulan wajib pegang SBI dnilai masih kurang.
BI mungkin perpanjang wajib pegang SBI (UPDATE)
JAKARTA. Penerapan kebijakan wajib pegang kepemilikan Sertifikat Bank Indonesia selama satu bulan alias one month holding kemungkinan bisa diperpanjang rentang wajib pegangnya. Bank Indonesia (BI) menyiapkan hal ini sebagai salah satu pilihan skenario kebijakan, jika aliran modal asing ke sistem keuangan domestik semakin membanjir. Deputi Gubernur BI Budi Mulya menjelaskan, BI sudah mengantongi berbagai macam variasi skenario untuk memitigasi risiko aliran dana keluar (capital outflow) termasuk menghadapi kemungkinan pembalikan dana dalam jumlah besar secara tiba-tiba atau sudden reversal. "Variasi skenario itu banyak, BI sudah menyiapkannya untuk kemungkinan terjadinya pembalikan dana. Nah, kapan (kebijakan) itu akan dilakukan, ya nanti kita lihat lagi," ujarnya di Jakarta, Kamis (11/11). Deputi Gubernur BI Hartadi A. Sarwono menambahkan, opsi memperpanjang rentang wajib pegang SBI itu selalu terbuka. "Kalau melihat prioritas yang ada sekarang, masih berjalan baik. Tapi nanti, apabila diperlukan kita execute," tandas Hartadi. Kebijakan wajib pegang SBI selama satu bulan mulai diterapkan Juli lalu. BI mengklaim kebijakan ini sudah cukup efektif untuk memperkecil kecepatan hilir mudik arus modal asing jangka pendek (hot money) dan berimbas pada menurunnya tingkat volatilitas rupiah. Namun, seiring dengan semakin derasnya capital inflow, hantu hot money yang kerap membikin rupiah bergejolak mulai kembali membayangi. Rentang waktu satu bulan wajib pegang SBI dnilai masih kurang.