BI Naikkan Suku bunga, Rupiah Diprediksi Akan Menguat Tipis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) memutuskan menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,25% pada Kamis (22/9). Kenaikan bunga BI diprediksi bisa membantu penguatan rupiah.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, BI menaikkan suku bunga 50 bps karena untuk menjaga inflasi yang mungkin terjadi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan akibat suku bunga global yang naik.

"Dampaknya ke rupiah, besok kemungkinan akan menguat tipis, rupiah berada dalam kisaran ambang kritis Rp 15.000 per dolar. Emerging market telah mengimbangi kenaikan suku bunga bank sentral global lainya untuk mengendalikan inflasi yang menjadi hotspot di mana-mana disamping untuk mendukung nilai tukarnya supaya tidak kehilangan value nya," ujar Sutopo kepada Kontan.co.id, Kamis (22/9).

Baca Juga: Kurs Rupiah Melemah ke Rp 15.023 Setelah Kenaikan BI Rate, Kamis (22/9)

Menurut Sutopo, risiko resesi semakin nyata di depan mata, karena gelombang pengetatan kebijakan moneter global.

Oleh karena itu, perlu koordinasi terpadu antara BI dan Pemerintah dalam mengendalikan inflasi sembari menjaga pertumbuhan ekonomi tetap pada jalurnya. Serta, menopang nilai tukar agar tidak jatuh terlalu dalam terhadap efek kebijakan negara ekonomi maju.

Kenaikan suku bunga tentu akan menghambat ekonomi, namun itu dibutuhkan supaya inflasi bisa kembali ke kisaran target bank.

Sutop memperkirakan, kenaikan suku bunga BI akan bisa menahan laju pelemahan rupiah, minimal bergerak di bawah ambang batas Rp 15.000 dalam waktu dekat.

"Untuk akhir tahun, kemungkinan tidak bergeser jauh dari Rp 15.000," ucapnya.

Baca Juga: Simak Saran Racikan Portofolio di Tengah Era Kenaikan Suku Bunga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat