JAKARTA. Optimistis inflasi pada akhir tahun bisa di bawah 5%, Bank Indonesia (BI) kembali menandaskan masih terbuka ruang bagi penurunan suku bunga acuan (BI rate). Hanya saja, hal tersebut tak berarti BI akan secara otomatis langsung memangkas BI rate. "Perlu mengkaji juga ekspektasi terhadap inflasi setahun ke depan. Akhir tahun ini ada kemungkinan inflasi bisa sampai 4%. " ungkap Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution, Jumat (4/11) kepada wartawan. Ia menambahkan, sebelum memutuskan akan memangkas BI rate, bank sentral juga harus mempertimbangkan situasi perekonomian global. Jika memang memungkinkan, maka penurunan bakal terjadi. Seperti yang sudah dilakukan BI pada bulan Oktober 2011 ketika memangkas BI rate dari 6,75% menjadi 6,5%. Banyak yang berpendapat langkah yang diambil BI bulan lalu terlalu berani. Namun, ternyata bank-bank sentral negara lain pun ikut memangkas suku bunga acuan mereka. Sebut saja, European Central Bank (ECB) yang menurunkan suku bunga acuannya 25 bps menjadi 1,25%. Begitu pula Reserve Bank of Australia (RBA) yang juga menggunting suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 4,5%. "Kami pasti melakukan kajian dulu. Kami tidak mau misalnya bulan ini turun, dua bulan lagi naik. Itu tidak memfasilitasi pengambilan keputusan di dunia bisnis," kata Darmin. Sebelumnya, sebagian ekonom memproyeksi penurunan BI rate sekitar 25 bps lagi setelah diumumkannya deflasi bulan Oktober sebesar 0,12%. Dengan begitu, ekonom menilai ada peluang BI rate bisa terpangkas ke level 6,25%.
BI nyalakan sinyal penurunan suku bunga
JAKARTA. Optimistis inflasi pada akhir tahun bisa di bawah 5%, Bank Indonesia (BI) kembali menandaskan masih terbuka ruang bagi penurunan suku bunga acuan (BI rate). Hanya saja, hal tersebut tak berarti BI akan secara otomatis langsung memangkas BI rate. "Perlu mengkaji juga ekspektasi terhadap inflasi setahun ke depan. Akhir tahun ini ada kemungkinan inflasi bisa sampai 4%. " ungkap Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution, Jumat (4/11) kepada wartawan. Ia menambahkan, sebelum memutuskan akan memangkas BI rate, bank sentral juga harus mempertimbangkan situasi perekonomian global. Jika memang memungkinkan, maka penurunan bakal terjadi. Seperti yang sudah dilakukan BI pada bulan Oktober 2011 ketika memangkas BI rate dari 6,75% menjadi 6,5%. Banyak yang berpendapat langkah yang diambil BI bulan lalu terlalu berani. Namun, ternyata bank-bank sentral negara lain pun ikut memangkas suku bunga acuan mereka. Sebut saja, European Central Bank (ECB) yang menurunkan suku bunga acuannya 25 bps menjadi 1,25%. Begitu pula Reserve Bank of Australia (RBA) yang juga menggunting suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 4,5%. "Kami pasti melakukan kajian dulu. Kami tidak mau misalnya bulan ini turun, dua bulan lagi naik. Itu tidak memfasilitasi pengambilan keputusan di dunia bisnis," kata Darmin. Sebelumnya, sebagian ekonom memproyeksi penurunan BI rate sekitar 25 bps lagi setelah diumumkannya deflasi bulan Oktober sebesar 0,12%. Dengan begitu, ekonom menilai ada peluang BI rate bisa terpangkas ke level 6,25%.