JAKARTA. Nilai tukar mata uang Garuda masih betah bertengger pada level Rp 12.300 per dolar Amerika Serikat (AS) kemarin (9/12). Bank Indonesia (BI) mengaku nyaman dengan kondisi rupiah pada saat ini. Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan pergerakan nilai tukar yang terjadi sekarang ini lebih karena pengaruh kekuatan global, yaitu ekonomi AS yang kecenderungan tingkat bunganya menguat. Hal ini berimbas pada negara lain termasuk Indonesia. Secara umum, BI melihat mata uang global hingga kemarin secara year to date (ytd) mengalami depresiasi. Mata uang Jepang yaitu Yen depresiasinya mencapai 15%, Malaysia yaitu Ringgit mencapai 6%, dan Indonesia yaitu rupiah sebesar 1,5%. "Jadi secara umum masih sejalan dengan kondisi regional dan bahkan tidak sedalam kondisi negara-negara lain. BI nyaman dengan kondisi ini dan BI mengantisipasi kondisi yang mungkin akan kita waspadai karena ada satu trend menguatkan nilai tukar dolar," ujar Agus di Jakarta, Rabu (10/12).
BI nyaman dengan kondisi rupiah saat ini
JAKARTA. Nilai tukar mata uang Garuda masih betah bertengger pada level Rp 12.300 per dolar Amerika Serikat (AS) kemarin (9/12). Bank Indonesia (BI) mengaku nyaman dengan kondisi rupiah pada saat ini. Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan pergerakan nilai tukar yang terjadi sekarang ini lebih karena pengaruh kekuatan global, yaitu ekonomi AS yang kecenderungan tingkat bunganya menguat. Hal ini berimbas pada negara lain termasuk Indonesia. Secara umum, BI melihat mata uang global hingga kemarin secara year to date (ytd) mengalami depresiasi. Mata uang Jepang yaitu Yen depresiasinya mencapai 15%, Malaysia yaitu Ringgit mencapai 6%, dan Indonesia yaitu rupiah sebesar 1,5%. "Jadi secara umum masih sejalan dengan kondisi regional dan bahkan tidak sedalam kondisi negara-negara lain. BI nyaman dengan kondisi ini dan BI mengantisipasi kondisi yang mungkin akan kita waspadai karena ada satu trend menguatkan nilai tukar dolar," ujar Agus di Jakarta, Rabu (10/12).