BI optimis surplus neraca mencapai US$ 25 miliar dan rupiah di level Rp 8.650



JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menargetkan surplus neraca pembayaran sampai akhir 2011 bisa mencapai US$ 25 miliar. Deputi Gubernur Bank Indonesia, Hartadi Agus Sarwono, mengatakan, surplus pembayaran tersebut nantinya ditopang oleh surplus neraca transaksi berjalan sebesar US$ 1,3 miliar dan neraca modal financial sebesar US$ 24,5 miliar. "Surplus transaksi berjalan tersebut didukung oleh peningkatan ekspor yang sejalan dengan meningkatnya ekonomi global," ujar Hartadi. Adapun kinerja ekspor pada tahun 2011 juga lebih besar daripada impor, meskipun impor juga meningkat sejalan dengan permintaan pasar domestik. Surplus transaksi neraca modal disebabkan oleh derasnya dana asing yang masuk dalam bentuk investasi portfolio maupun investasi asing langsung. Informasi saja, secara kumulatif, neraca perdagangan pada Januari-Mei 2011 surplus sebesar US$11,77 miliar.

BI patok rupiah Rp 8.650 per dollar sepanjang 2011

"Dengan prospek neraca pembayaran tersebut selama 2011, kami memperkirakan nilai tukar akan bergerak stabil dengan kecenderungan menguat dibandingkan dengan 2010," kata Hartadi, Senin (4/7). Sampai triwulan I/2011 rata-rata rupiah bertahan di Rp 8.740 per dollar atau menguat sekitar 3,8% dibandingkan rata-rata pada tahun 2010 lalu. Sementara itu, pada triwulan II/2011, bank sentral memperkirakan nilai tukar berpotensi menguat sejalan dengan neraca pembayaran yang masih berpotensi mencapai surplus. Adapun memburuknya situasi Eropa akibat krisis Yunani diperkirakan segera berakhir sehingga bisa mengurangi fluktuasi nilai tukar rupiah ke depan. "Dengan pertimbangan ini, kami berpandangan rata-rata nilai tukar rupiah tahun 2011, akan berada di sekitar Rp 8.650 per dollar atau jauh dari asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2011 sebesar Rp 9.250 per dollar," tambahnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: