JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melihat, pertumbuhan ekonomi global tahun depan belum sepenuhnya pulih. Otoritas moneter pun memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun depan menjadi sebesar 5%-5,4% dari sebelumnya sebesar 5,1%-5,5%. Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, organisasi internasional telah merevisi ke bawah pertumbuhan ekonomi tahun depan menjadi di kisaran 3,2% dari sebelumnya 3,4%. Begitu juga dengan ekonomi global tahun ini yang diperkirakan hanya tumbuh 3%, lebih rendah dari pertumbuhan tahun lalu yang sebesar 3,2%. Lebih lanjut Agus mengatakan, pihaknya melihat adanya pemulihan pertumbuhan ekonomi domestik di tahun depan. Namun demikian, perbaikan tersebut baru terjadi pada akhir kuartal kedua tahun ini. Hal itu sejalan dengan penyaluran kredit yang baru akan membaik di akhir kuartal kedua tahun depan.
Deputi Gubernur Perry Warjiyo mengatakan, saat ini pertumbuhan kredit masih melambat lantaran penyaluran kredit oleh perbankan tidak sebesar yang diperkirakan. Hal tersebut dipengaruhi oleh kenaikan risiko kredit macet atau non performing loan (NPL) yang saat ini mencapai 3,1% (bruto) dan 1,4% (neto). Pihaknya memperkirakan, NPL tertinggi akan berada di level 3,2%.