BI pangkas suku bunga, begini pendapat Invofesta Utama



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona yang belum dapat teratasi membuat perbaikan ekonomi Indonesia berjalan lambat. Tak heran jika akhirnya Bank Indonesia merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2021 menjadi kisaran 4,3%-5,3%.

Asal tahu saja, sebelumnya BI perkiraan pertumbuhan ekonomi di tahun ini berada dalam rentang 4,8%-5,8%.

Sehubungan dengan menurunnya ekspektasi pertumbuhan tersebut, pemerintah melakukan berbagai upaya salah satunya yaitu kenaikan anggaran pemulihan ekonomi nasional (PEN) menjadi Rp 688,3 triliun atau naik hampir dua kali lipat dari alokasi awal sebesar Rp 372,3 triliun.


Hal ini menandakan bahwa urgensi pemerintah untuk mendukung perekonomian Indonesia sangat tinggi. 

Sementara itu, BI pun memilih untuk memangkas tingkat suku bunga BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI7-DRRR) sebesar 25 bps menjadi 3,5%. 

Senin (22/2), Infovesta Utama dalam riset mingguannya menilai, langkah ini menjadi sentimen positif terhadap pasar keuangan dalam negeri terutama obligasi. 

Pasalnya, pemangkasan dapat mendukung penguatan harga obligasi serta mendukung pemulihan ekonomi Indonesia yang juga memberikan sentimen positif terhadap pasar saham. 

Baca Juga: Reksadana pasar uang jadi satu-satunya reksadana berkinerja positif di pekan lalu

"Namun, penurunan tingkat suku bunga juga berarti membatasi kinerja pasar uang di Indonesia karena imbal hasil yang semakin rendah," tulis Infovesta Utama. 

Berbicara tentang pemulihan ekonomi dari pandemi, tentunya tidak hanya dilihat dari sisi keuangan namun juga dari sisi penanggulangan virus tersebut. 

Oleh karena itu, apabila dilihat dari progres vaksinasi di Indonesia yang terus bertambah setiap harinya dari gelombang pertama yang tertuju pada para pekerja di bidang kesehatan, tenaga kesehatan, and petugas layanan publik termasuk pelayan toko dan pedagang di pasar, vaksinasi sudah mencapai lebih dari 1,1 juta orang dari total sasaran sebanyak 1,4 juta orang.

Infovesta Utama melihat, dengan dukungan penuh dari pemerintah Indonesia serta vaksinasi yang masih terus berlanjut, maka kinerja pasar modal di Indonesia diharapkan dapat mencatatkan kinerja yang lebih stabil dan positif. 

Namun tidak dapat dipungkiri, sepanjang tahun 2021 pasar modal masih berpotensi untuk bergerak fluktuatif.

"Hal ini disebabkan karena berbagai faktor seperti kenaikan yang cukup tinggi pada kuartal IV-2020, kekhawatiran terkait melambatnya pertumbuhan ekonomi, isu terkait vaksinasi, serta sentimen global lainnya," imbuh Infovesta Utama.

Oleh karena itu, Invovesta Utama merekomendasikan investor dapat memanfaatkan pergerakan yang masih fluktuatif ini sebagai momentum untuk menambah posisi portofolio ketika harga sedang turun.

Selanjutnya: Suku bunga semakin rendah, simak tips investasi berikut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari