BI pangkas suku bunga, begini rekomendasi untuk saham perbankan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada Kamis (19/3) lalu, Bank Indonesia (BI) kembali menurunkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,5%. Selain itu, akibat adanya penyebaran virus korona (Covid-19), BI juga merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5%-5,4% menjadi 4,2%-4,6%.

Head of Research Analyst FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo melihat, prospek emiten perbankan untuk tahun ini masih tertekan sejalan melambatnya ekonomi karena penyebaran Covid-19. Penurunan suku bunga oleh BI juga tidak dapat menahan penurunan pasar karena investor lebih khawatir terhadap penyebaran virus corona. Terlebih, sambungnya, jumlah pasien yang positif corona kian meningkat.

Hingga Minggu (22/3), pasien yang dinyatakan positif Covid-19 sebanyak 514 orang. Wisnu bilang, ketidakpastian ekonomi membuat perusahaan cenderung menahan ekspansi. Hal ini otomatis akan mengurangi penyaluran kredit perbankan.


Baca Juga: Saham bank BUKU IV menarik dikoleksi untuk jangka panjang

Wisnu menganggap penurunan suku bunga BI masih belum cukup untuk mendorong perekonomian. “Tentu masih kurang, untuk itu masih ada potensi diturunkan lagi suku bunganya,” kata dia kepada Kontan.co.id, Minggu (22/3).

Selain itu, pelaku pasar masih menanti hasil kinerja perusahaan pada kuartal pertama tahun ini. Meski pada Jumat (20/3) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup positif, Wisnu memproyeksi IHSG masih berpotensi untuk kembali tertekan.

“April ada laporan keuangan, dari situ kita akan melihat seberapa besar dampak dari adanya ketidakpastian yang saat ini terjadi, selain dari Covid-19, harga minyak turun, dan beberapa harga komoditas lainnya juga turun,” papar Wisnu.

Baca Juga: Catat, mulai besok jadwal operasional tiga bank ini dibatasi

Secara fundamental, ia bilang, Bank Umum berdasarkan Kegiatan Usaha (BUKU) IV masih terbilang cukup bagus. Akan tetapi, Wisnu memproyeksi kinerja perbankan bakal menurun pada 2020.

Menurut dia, saham BUKU IV masih menarik untuk dilirik. Tapi dia lebih merekomendasikan investor untuk wait and see lebih dulu saham-saham perbankan lantaran masih berpotensi untuk mengalami penurunan lagi.

Wisnu lebih menjagokan saham-saham dari sektor barang konsumsi atau consumer goods sebagai sektor yang bisa diandalkan pada saat kondisi saat ini. “Karena memang itu kebutuhan pokok dan kita pakai sehari-hari, itu yang cenderung kuat,” imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati