JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengungkapkan pelemahan yang terjadi terhadap nilai tukar rupiah dalam beberapa pekan terakhir didominasi oleh kekhawatiran pasar atas rencana penghentian stimulus moneter dari bank sentral Amerika Serikat atawa The Federal Reserve. Bahkan, kata Agus, 50% analis lembaga riset dunia memprediksi bahwa penghentian stimulus tersebut akan dilakukan mulai bulan depan. "Kita sama-sama lihat dampak stimulus moneter AS pada banyak negara termasuk emerging countries," ujar Agus di Jakarta, Rabu (21/8). Akibatnya, investor asing ramai-ramai menarik dananya dari pasar modal Indonesia. Agus menyebutkan, sepanjang periode Mei sampai Juni 2013, jumlah dana yang hengkang dari Indonesia mencapai US$ 4,1 miliar. "Periode itu memang tekanan besar sekali," ujar Agus. Meski demikian, Agus meyakinkan bahwa BI akan terus berupaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai kondisi fundamental perekonomian dengan menggunakan bauran kebijakan yang dimiliki BI. "Kami yakinkan akan jaga nilai tukar sesuai fundamental dan kami juga pastikan ekonomi tetap terjaga," ucap Agus. Seperti diketahui, nilai tukar rupiah hari ini kembali menunjukkan pelemahan terhadap dolar AS. Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) rupiah telah berada di kisaran Rp 10.723.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BI pastikan ekonomi tetap terjaga
JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengungkapkan pelemahan yang terjadi terhadap nilai tukar rupiah dalam beberapa pekan terakhir didominasi oleh kekhawatiran pasar atas rencana penghentian stimulus moneter dari bank sentral Amerika Serikat atawa The Federal Reserve. Bahkan, kata Agus, 50% analis lembaga riset dunia memprediksi bahwa penghentian stimulus tersebut akan dilakukan mulai bulan depan. "Kita sama-sama lihat dampak stimulus moneter AS pada banyak negara termasuk emerging countries," ujar Agus di Jakarta, Rabu (21/8). Akibatnya, investor asing ramai-ramai menarik dananya dari pasar modal Indonesia. Agus menyebutkan, sepanjang periode Mei sampai Juni 2013, jumlah dana yang hengkang dari Indonesia mencapai US$ 4,1 miliar. "Periode itu memang tekanan besar sekali," ujar Agus. Meski demikian, Agus meyakinkan bahwa BI akan terus berupaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai kondisi fundamental perekonomian dengan menggunakan bauran kebijakan yang dimiliki BI. "Kami yakinkan akan jaga nilai tukar sesuai fundamental dan kami juga pastikan ekonomi tetap terjaga," ucap Agus. Seperti diketahui, nilai tukar rupiah hari ini kembali menunjukkan pelemahan terhadap dolar AS. Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) rupiah telah berada di kisaran Rp 10.723.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News