BI pastikan tarif akan turun di GPN



JAKARTA. Setelah menerbitkan aturan main Gerbang Pembayaran Nasional (GPN), Bank Indonesia (BI) memastikan bahwa tarif transaksi pembayaran di bank akan turun signifikan. Tapi, penurunan ini bakal terasa dalam jangka panjang.

Agus Martowardojo, Gubernur BI mengatakan, proses interkoneksi dan interoperabilitas di sistem pembayaran nasional bakal menciptakan efisiensi. Itu sebabnya, tarif transaksi berpeluang susut.

Tarif transaksi ini kami akan evaluasi dan ditetapkan, ujar Agus, Jumat (7/7). Interkoneksi ini akan terjadi pada seluruh tiga operator GPN yang terdiri dari lembaga standar, lembaga switching, dan lembaga jasa (services).


Sekadar mengingatkan, penurunan tarif yang bisa dinikmati nasabah pertama kali yakni dalam transaksi di mesin gesek (electronic data capture/EDC). Menurut Santoso Liem, Direktur Bank Central Asia (BCA), sistem pembayaran domestik akan langsung berdampak terhadap penurunan tarif yang dialami bank penerbit dan acquirer di mesin EDC.

Sebagai gambaran, tambah Santoso, saat ini tarif transaksi di toko atau populer disebut merchant discount rate (MDR) yang ditanggung bank pengguna dan merchant sebsar 1,6%-2%. "Setelah GPN tarif MDR turun jadi maksimal 1%, ujar Santoso kepada KONTAN, kemarin.

Sedangkan, tarif MDR di EDC dengan bank penerbit dan acquirer yang sama berlaku sebesar 0,35% setelah GPN terwujud. Bank berharap, penurunan tarif tersebut bakal meningkatkan volume dan nilai transaksi kartu ATM/debit.

Tarif turun

Senada, Dadang Setiabudi, SEVP Teknologi Informasi Bank Negara Indonesia (BNI) juga menilai, potensi penurunan biaya transaksi terjadi karena biaya investasi lebih minim. "Karena adanya penggunaan infrastruktur bersama, ujar Dadang.

Selain itu, sistem pembayaran domestik akan meringankan beban yang selama ini dibayarkan ke sistem milik prinsipal asing semisal MasterCard dan Visa.

Randi Anto, Direktur Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengamini. Ia bilang, bank bakal lebih efisien juga karena tidak terbebani biaya penerbitan kartu yang menggunakan sistem prinsipal asing.

Rico Usthavia Frans, Direktur Teknologi dan Digital Banking Bank Mandiri menambahkan, selain lebih efisien, GPN bakal meningkatkan keamanan dan kedaulatan sistem pembayaran perbankan di Indonesia.

Hanya saja, nasabah harus bersabar untuk bisa menikmati penurunan tarif transaksi. Sebab, pendirian GPN masih diproses.

Saat ini, dari tiga operator GPN, yang sudah memulai proses pendirian yakni lembaga services. Sebanyak empat bank besar (BUKU IV ) telah sepakat dan bakal menjadi pemegang mayoritas saham lembaga services.

Lembaga ini berfungsi mengatur proses penyelesaian transaksi (settlement) dan menjamin keamanan transaksi. Bank Mandiri, BRI, BNI dan BCA bakal memiliki 70% saham. Adapun sisa 30% saham akan dimiliki oleh ATM Link, ATM Prima, Alto dan ATM Bersama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini