JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menganggap, secara umum kondisi perekonomian Indonesia saat ini relatif lebih stabil meskipun defisit neraca transaksi berjalan masih terjadi. Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengungkapkan, berdasarkan kondisi yang semakin stabil ini, BI menargetkan defisit neraca transaksi berjalan pada tahun 2014 mendatang berada di bawah angka 3%. Setelah itu, di tahun 2015 BI menargetkan, defisit transaksi berjalan akan berada di bawah 2%. "Secara umum bulan Oktober, kondisi perekonomian dan pasar uang menunjukkan kondisi stabil. Tapi kami tetap memperhatikan risiko eksternal dan domestik Indonesia,” ujar Agus di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (18/10). Selain isu defisit neraca berjalan, bank sentral juga menyoroti masalah inflasi yang saat ini dianggap relatif lebih stabil dan sudah kembali pada keadaan fundamental. "Inflasi sudah berada dalam kondisi normal. Nilai tukar rupiah cenderung stabil. Kalau secara keseluruhan dari Januari sampai sekarang depresiasi rupiah sebesar 15%-19%," ucapnya. Kendati demikian, lanjut Agus, bersama dengan Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK), BI akan terus memantau kondisi perekonomian global yang berpengaruh terhadap kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia.
BI patok defisit transaksi berjalan di bawah 2%
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menganggap, secara umum kondisi perekonomian Indonesia saat ini relatif lebih stabil meskipun defisit neraca transaksi berjalan masih terjadi. Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengungkapkan, berdasarkan kondisi yang semakin stabil ini, BI menargetkan defisit neraca transaksi berjalan pada tahun 2014 mendatang berada di bawah angka 3%. Setelah itu, di tahun 2015 BI menargetkan, defisit transaksi berjalan akan berada di bawah 2%. "Secara umum bulan Oktober, kondisi perekonomian dan pasar uang menunjukkan kondisi stabil. Tapi kami tetap memperhatikan risiko eksternal dan domestik Indonesia,” ujar Agus di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (18/10). Selain isu defisit neraca berjalan, bank sentral juga menyoroti masalah inflasi yang saat ini dianggap relatif lebih stabil dan sudah kembali pada keadaan fundamental. "Inflasi sudah berada dalam kondisi normal. Nilai tukar rupiah cenderung stabil. Kalau secara keseluruhan dari Januari sampai sekarang depresiasi rupiah sebesar 15%-19%," ucapnya. Kendati demikian, lanjut Agus, bersama dengan Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK), BI akan terus memantau kondisi perekonomian global yang berpengaruh terhadap kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia.