KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dunia usaha menunjukkan peningkatan kinerja pada kuartal II-2022. Hasil survei Kegiatan Dunia Usaha Bank Indonesia (BI) menunjukkan, Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan usaha pada kuartal II-2022 sebesar 14,13% atau lebih tinggi dari 8,71% pada kuartal I-2022. 

Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, peningkatan kinerja dunia usaha pada kartal II-2022 ini didorong oleh kebijakan pemerintah terkait dengan pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) atau pelonggaran mobilitas. 

“Selain itu, ada faktor seasonal berupa hari besar keagamaan nasional (HBKN) Idul Fitri yang mendorong permintaan, serta adanya ketersediaan sarana produksi,” tulis Erwin dalam laporannya, Kamis (14/7). 

Frekuensi Transaksi BCA UMKM Fest 2025 Melejit, Buktikan Optimisme di Indonesia

Perkembangan kinerja kegiatan usaha tersebut didorong oleh sektor utama, antara lain sektor industri pengolahan dengan SBT sebesar 2,19%, khususnya subsektor makanan, minuman, dan tembakau, perdagangan, hotel, dan restoran dengan SBT 3,61%, serta sektor pengangkutan dan komunikasi dengan SBT 2,06%. 

Baca Juga: BI Sebut Dunia Sedang Hadapi Risiko Stagflasi, Indonesia Masih Aman?

Sektor lain yang tercatat masih tetap kuat meski sedikit melambat antara lain sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan dengan SBT 1,50% khususnya subsektor tanaman bahan makanan (termasuk hortikultura) sejalan dengan masih berlangsungnya panen raya di sejumlah daerah sentra pertanian.

Ke depan, pada kuartal III-2022, responden memperkirakan kegiatan usaha tetap kuat meski diperkirakan melambat, yaitu dengan SBT sebesar 13,75%. Kinerja pada kuartal III-2022 didorong oleh beberapa sektor seperti pertambangan dan penggalian dengan SBT 0,91%, industri pengolahan dengan SBT 3,11% seiring dengan ketersediaan sarana produksi. 

Kemudian sektor konstruksi dengan SBT 0,82% sesuai dengan pola historis dan peningkatan permintaan dalam negeri, serta sektor keuangan, real estat, dan jasa perusahaan yang diperkirakan mencatat SBT sebesar 2,41%. 

Sementara itu, ada sektor yang diperkirakan mencatat penurunan SBT, antara lain sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan dengan SBT minus 0,19%, khususnya subsektor tanaman bahan pangan (termasuk hortikultura) sejalan dengan pola tanam musiman. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News