JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, penerapan transparansi suku bunga kredit (prime lending rate) yang terjadi kemarin (31/3) masih menemui banyak kendala. Karena itu, dampaknya pada peningkatan kredit belum akan terlihat dalam waktu dekat. Muliaman Darmasyah Hadad, Deputi Gubernur BI, membeberkan beberapa rintangan yang ditemui bank dalam penerapan transparansi Suku Bunga Dasar kredit (SBDK) adalah edukasi nasabah yang belum menyeluruh. “Masih banyak debitur yang tidak memiliki agunan. Ditambah lagi banyak debitur yang tinggal di tempat terpencil dan belum terjangkau oleh bank,” keluhnya. Tapi, secara umum, BI berharap, transparansi ini bisa memacu pemberian kredit, khususnya Usaha mikro Kecil Menengah (UMKM). Sebagai regulator, BI juga berharap, perbankan bisa memangkas perolehan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM).
BI: Penerapan SBDK masih menghadapi banyak kendala
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, penerapan transparansi suku bunga kredit (prime lending rate) yang terjadi kemarin (31/3) masih menemui banyak kendala. Karena itu, dampaknya pada peningkatan kredit belum akan terlihat dalam waktu dekat. Muliaman Darmasyah Hadad, Deputi Gubernur BI, membeberkan beberapa rintangan yang ditemui bank dalam penerapan transparansi Suku Bunga Dasar kredit (SBDK) adalah edukasi nasabah yang belum menyeluruh. “Masih banyak debitur yang tidak memiliki agunan. Ditambah lagi banyak debitur yang tinggal di tempat terpencil dan belum terjangkau oleh bank,” keluhnya. Tapi, secara umum, BI berharap, transparansi ini bisa memacu pemberian kredit, khususnya Usaha mikro Kecil Menengah (UMKM). Sebagai regulator, BI juga berharap, perbankan bisa memangkas perolehan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM).