JAKARTA. Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan hingga kini masih meneruskan upaya aset liability management (ALM). Salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan stok Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Perbendaharaan Negara (SPN) milik bank sentral. Pjs. Gubernur BI Darmin Nasution menuturkan, proses peningkatan stok SUN dan SPN milik BI masih butuh waktu agak panjang. "Masih perlu proses," katanya di Jakarta, Selasa (15/6). Menteri Keuangan RI Agus Martowardojo menambahkan, sejatinya agenda ALM merupakan inisiatif yang sudah lama diusung oleh dua institusi tersebut. "Perkembangan terakhir, kami akan mulai lagi bicarakan dengan BI untuk melanjutkan rencana pembangunannya di tahun 2010 ini," ujarnya.
Salah satu latar belakang diambilnya langkah ALM tersebut adalah karena semakin mahalnya ongkos moneter akibat tingginya beban bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Masih minimnya instrumen pengendali moneter membuat ketergantungan BI pada SBI begitu besar. Ini terindikasi dari mahalnya bunga yang harus dibayar oleh BI dan membuat neraca BI terbebani defisit luar biasa besar mencapai Rp 22 triliun tahun 2010 ini.