KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memandang perlunya Indonesia untuk memperkuat kerja sama baik perdagangan maupun investasi dengan India. Sebab, Gubernur BI Perry Warjiyo melihat prospek ekonomi India yang cerah, di tengah prospek perekonomian global yang temaram. Selain itu, konflik geopolitik menimbulkan kecenderungan negara-negara di dunia untuk terpisah karena memiliki isu, kebijakan, juga ideologi yang berbeda.
“Karena global makin terpolarisasi. Jadi, koordinasi kerja sama perdagangan dan investasi yang biasanya dengan Amerika Serikat (AS), China, dan Eropa, kini perlu juga menggalang dengan India karena ini bright spot,” terang Perry dalam konferensi pers Pertemuan Tahunan BI.
Baca Juga: BI Ingatkan Perekonomian Dunia Masih Belum Ramah Tahun Depan Dalam Pertemuan Tahunan BI 2023, BI menyebut kalau India telah menjadi mitra strategis Indonesia, yaitu sebagai negara tujuan ekspor terbesar ke-4 dan sumber investasi asing terbesar ke-21. India dan Indonesia juga memiliki struktur ekonomi yang mirip, didukung pertumbuhan sektor menufaktur dan perkembangan teknologi serta inovasi yang signifikan. Indonesia dan negara kawasan Anak Benua ini juga telah menelurkan berbagai inisiatif untuk memperkuat kerja sama bilateral. Seperti contohnya di bidang perdagangan, ada pengukuhan kerja sama antarkedua negara maupun berdasarkan perjanjian dagang regional ASEAN-India Free Trade Agreement (FTA). Peningkatan perdagangan bilateral keduanya, mencakup sejumlah isu yang selama ini menjadi tantangan, seperti soal ekspor produk ban dan fiber dari Indoensia ke Indonesia juga impor daging kerbau, otomotif, gula, dan beras dari India ke Indonesia.
Di bidang fiskal, kerja sama Kementerian Keuangan keduanya hangat dan mencakup perdagangan juga investasi, serta upaya mengatasi isu pembangunan secara bersama. Termasuk, isu perubahan iklim dan kesehatan masyarakat. Di bidang kebanksentralan, BI dan Bank Sentral India atau Reserve Bank of India (RBI) telah meneken nota kesepahaman pada 16 Juli 2022 untuk memperdalam hubungan kerja sama. Ini terkait pertukaran informasi serta kerja sama dalam sistem pembayaran, inovasi keuangan digital, dan kerangka peraturan dan pengawasan dalam kerangka Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU-PPT). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat