JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menilai penguatan nilai tukar rupiah dalam dua hari terakhir bersifat temporer, dan rawan kembali tertekan. Sebab, penguatan rupiah dalam dua hari ini lebih didorong sentimen eksternal terkait isu The Fed yang kemungkinan tidak jadi menaikan suku bunga. Namun demikian, secara fundamental rupiah masih berpeluang tertekan karena pada kuartal II, banyak perusahaan yang membayar kewajiban utang luar negeri. "Artinya ini masih sangat temporer," kata Gubernur BI Agus Martowardojo, Selasa (7/6). Agus melihat pada triwulan III akan kembali normal. Apalagi, Current Account Deficit (CAD) Indonesia terus menyempit.
BI: penguatan rupiah bersifat temporer
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menilai penguatan nilai tukar rupiah dalam dua hari terakhir bersifat temporer, dan rawan kembali tertekan. Sebab, penguatan rupiah dalam dua hari ini lebih didorong sentimen eksternal terkait isu The Fed yang kemungkinan tidak jadi menaikan suku bunga. Namun demikian, secara fundamental rupiah masih berpeluang tertekan karena pada kuartal II, banyak perusahaan yang membayar kewajiban utang luar negeri. "Artinya ini masih sangat temporer," kata Gubernur BI Agus Martowardojo, Selasa (7/6). Agus melihat pada triwulan III akan kembali normal. Apalagi, Current Account Deficit (CAD) Indonesia terus menyempit.