JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Februari 2015 tumbuh 16,5% atau sebesar 172,5 bila dibanding Februari 2014. Penjualan eceran diperkirakan masih akan meningkat dalam beberapa bulan ke depan. Secara tahunan, peningkatan penjualan Februari 2015 terjadi pada beberapa kelompok barang. Pertumbuhan tertinggi diduduki oleh kelompok peralatan informasi dan komunikasi sebesar 27,6%, diikuti oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 25,4%. BI melihat pertumbuhan tahunan penjualan eceran akan kembali meningkat pada Maret 2015. Perkiraan IPR Maret adalah 176,5 atau tumbuh 19,9% bila dibanding Maret 2014. Bahkan secara triwulanan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2015 akan tumbuh 15,8%, meningkat dibanding rata-rata pertumbuhan tahunan triwulan IV 2014 yang sebesar 10,9%. Akan tetapi, dalam 3 bulan mendatang Survei Penjualan Eceran yang dilakukan BI mengisyaratkan adanya tekanan harga. Indeks Ekspektasi Harga (IEH) 3 bulan mendatang tercatat 140,9 atau meningkat 3,0 poin dibanding IEH bulan sebelumnya yang sebesar 137,9. "Peningkatan ini didorong kekhawatiran responden terhadap kenaikan harga barang dari distributor dan adanya pengurangan kembali subsidi untuk energi pada Mei 2015," tulis BI dalam keterangannya, Kamis (9/4). Selanjutnya pada Agustus tekanan harga diproyeksi akan kembali menurun. IEH 6 bulan mendatang tercatat 130,2, turun 4,5 poin. Kembali normalnya permintaan masyarakat pasca Lebaran mendorong perlambatan kenaikan harga jual secara umum. Meskipun responden memprediksi harga 3 dan 6 bulan mendatang akan meningkat, namun responden masih tetap optimis penjualan eceran pada bulan Mei dan Agustus meningkat. Nilai saldo bersih terhadap ekspektasi penjualan 3 dan 6 bulan mendatang adalah 130,1 dan 136,6, meningkat masing-masing 6,5 poin dan 3,7 poin dari bulan sebelumnya. Kenaikan penjualan riil ini ditengarai mulai meningkatnya permintaan masyarakat seiring dengan membaiknya daya beli dan dimulainya liburan di beberapa sekolah sehingga mendorong ekspektasi peningkatan penjualan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BI: Penjualan eceran masih tumbuh tinggi
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Februari 2015 tumbuh 16,5% atau sebesar 172,5 bila dibanding Februari 2014. Penjualan eceran diperkirakan masih akan meningkat dalam beberapa bulan ke depan. Secara tahunan, peningkatan penjualan Februari 2015 terjadi pada beberapa kelompok barang. Pertumbuhan tertinggi diduduki oleh kelompok peralatan informasi dan komunikasi sebesar 27,6%, diikuti oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 25,4%. BI melihat pertumbuhan tahunan penjualan eceran akan kembali meningkat pada Maret 2015. Perkiraan IPR Maret adalah 176,5 atau tumbuh 19,9% bila dibanding Maret 2014. Bahkan secara triwulanan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2015 akan tumbuh 15,8%, meningkat dibanding rata-rata pertumbuhan tahunan triwulan IV 2014 yang sebesar 10,9%. Akan tetapi, dalam 3 bulan mendatang Survei Penjualan Eceran yang dilakukan BI mengisyaratkan adanya tekanan harga. Indeks Ekspektasi Harga (IEH) 3 bulan mendatang tercatat 140,9 atau meningkat 3,0 poin dibanding IEH bulan sebelumnya yang sebesar 137,9. "Peningkatan ini didorong kekhawatiran responden terhadap kenaikan harga barang dari distributor dan adanya pengurangan kembali subsidi untuk energi pada Mei 2015," tulis BI dalam keterangannya, Kamis (9/4). Selanjutnya pada Agustus tekanan harga diproyeksi akan kembali menurun. IEH 6 bulan mendatang tercatat 130,2, turun 4,5 poin. Kembali normalnya permintaan masyarakat pasca Lebaran mendorong perlambatan kenaikan harga jual secara umum. Meskipun responden memprediksi harga 3 dan 6 bulan mendatang akan meningkat, namun responden masih tetap optimis penjualan eceran pada bulan Mei dan Agustus meningkat. Nilai saldo bersih terhadap ekspektasi penjualan 3 dan 6 bulan mendatang adalah 130,1 dan 136,6, meningkat masing-masing 6,5 poin dan 3,7 poin dari bulan sebelumnya. Kenaikan penjualan riil ini ditengarai mulai meningkatnya permintaan masyarakat seiring dengan membaiknya daya beli dan dimulainya liburan di beberapa sekolah sehingga mendorong ekspektasi peningkatan penjualan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News