BI: Penyaluran Kredit Properti Naik Tipis Di Juli 2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski laju pertumbuhan kredit secara keseluruhan mulai membaik di Juli 2023, kredit properti terlihat masih tampak stabil. Di mana, pada periode tersebut, kredit properti hanya tumbuh 9% secara tahunan (YoY), dari bulan sebelumnya tumbuh 8,9% YoY.

Bank Indonesia (BI) mencatat, penopang pertumbuhan tertinggi dari penyaluran kredit ini berasal dari kredit real estate yang tumbuh 12,7% YoY menjadi Rp 207,9 triliun. Bulan sebelumnya, kredit di segmen tersebut hanya tumbuh 11,6% YoY.

Meski demikian, dominasi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) masih tertinggi senilai Rp 649,5 triliun.


Sayangnya, pertumbuhan segmen tersebut masih stabil di angka 10,6% YoY, dari bulan sebelumnya tumbuh 10,5%.

Baca Juga: Pendapatan Premi Asuransi Properti Menyusut

“Khususnya pertumbuhan kredit KPR di tipe 22 sampai dengan tipe 70,” tulis laporan BI, Senin (28/8).

Di sisi lain, pertumbuhan kredit konstruksi masih tercatat melambat di Juli 2023. Segmen ini hanya tumbuh 4,7% YoY atau senilai Rp 397,7 triliun. Ini lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mampu tumbuh 5,1% YoY.

“Pertumbuhan khususnya pada konstruksi bangunan jalan tol di DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Tulis,” tulis laporan tersebut.

Meski demikian, sektor properti bisa saja bakal melaju lebih cepat diuntungkan dengan suku bunga di sektor ini yang tercatat mulai turun.

BI mencatat Suku bunga kredit sektor perumahan lebih rendah dibandingkan suku bunga agregat industri perbankan yang ada di level 9,35%.

Adapun, suku bunga kredit sektor Perumahan pada Juli 2023 berada di level 7,75%. Sementara itu, suku bunga kredit KPR atau KPA berada di level lebih rendah yaitu 7,38%.

“Hal ini sejalan dengan risiko kredit (NPL) yang relatif terjaga, terutama pada sektor Perumahan,” tulis BI.

Baca Juga: AAUI Sebut Penyaluran Kredit KPR yang Naik Pengaruhi Premi Asuransi Properti

BI menilai terdapat potensi untuk mendorong intermediasi pada subsektor perumahan dengan risiko kredit yang relatif rendah namun memiliki suku bunga kredit yang relatif tinggi, antara lain pada subsektor Rumah Tinggal Tipe s.d. 21.

Sementara itu, EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengungkapkan bahwa KPR masih menjadi salah satu penopang kredit konsumer di BCA dengan pertumbuhan kredit tertinggi per Juni 2023, yakni tumbuh 13,9% YoY menjadi Rp183,9 triliun.

Untuk KPR sendiri, BCA mencatat pertumbuhan 12% YoY menjadi Rp 114,6 triliun per Juni 2023. “Kami melihat tingkat permintaan yang masih positif untuk kepemilikan hunian, termasuk dari generasi milenial,” ujar Hera.

Meski demikian, Hera menyebutkan bahwa tetap mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dengan penerapan manajemen risiko yang disiplin sehingga kualitas pinjaman tetap terjaga.

Untuk menggenjot kredit di segmen tersebut, BCA pun menawarkan beragam pilihan suku bunga yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan nasabah, mulai dari 3,75% eff.p.a untuk Fix 3 tahun, dan mulai dari 3,78% eff.p.a Fix Berjenjang hingga 10 tahun.

Baca Juga: Tingkat Risiko Kredit Macet KPR Millenial Terjaga, Ini Alasannya

Hera menambahkan KPR BCA juga memiliki 30 varian suku bunga untuk memenuhi kebutuhan pembelian hingga beragam kebutuhan finansial lainnya. “Penawaran ini berlangsung hingga 31 Agustus 2023,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto