BI perketat kebijakan moneter, pemerintah fokus belanja dan beri insentif usaha



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pemerintah mendukung kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menaikkan suku bungan 7-day reverse repo rate dalam rangka stabilisasi.

“Pemerintah juga mendukung kebijakan-kebijakan yang diambil oleh BI selaku otoritas moneter dalam penentuan suku bunga acuan 7DRR yang dapat mencapai stabilitas sistem keuangan serta stabilisasi nilai tukar serta pelonggaran kebijakan makroprudensial,” kata Sri Mulyani di Gedung DPR RI, Kamis (31/5).

Dengan demikian, pemerintah juga mengedepankan stabilitas di atas pertumbuhan ekonomi. Proyeksi pertumbuhan ekonomi pada tahun ini pun turun yang tadinya diperkirakan Sri Mulyani pada 5,2%-5,4% menjadi 5,17%-5,4%.


Ada beberapa kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam jangka pendek dan jangka panjang. 

Pertama, mempercepat implementasi proyek-proyek infrastruktur. “Ini diharapkan akan mengurangi biaya logistik yag juga akan bermanfaat dalam proses perbaikan defisit transaksi berjalan. Kondisi ini akan meningkatkan kepercayaan investor sehingga berkontribusi positif terhadap perkembangan suku bunga, nilai tukar rupiah, serta mencegah potensi risiko capital outflow,” jelas Sri Mulyani.

Kedua, pemeritah merespon dengan rancangan insentif yang mendorong ekspor dan industri padat karya. Hal ini juga membantu defisit transaksi berjalan. “Dalam jangka menengah, kalau bisa kami mengurangi ketergantungan terhadap impor, jadi insentif itu diberikan supaya investasi masuk,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Suahasil Nazara.

“Memang ini akan jangka menengah tapi harus kami mulai dari sekarang,” jelasnya.

Ketiga, dalam jangka pendek, Suahasil menyatakan pemerintah melihat sisi permintaan perlu didukung, yakni dengan belanja yang tepat waktu dan sasaran. Selain soal permintaan, menurut dia, belanja yang sesuai target juga berperan untuk mempengaruhi likuiditas dan confidence masyarakat.

“Menjalankan itu jadi target paling jangka pendek dari pemerintah. Kami harap belanja bukan hanya berikan stimulus, tapi paling penting adalah berikan confidence bahwa APBN aman,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi