BI Perkirakan Neraca Pembayaran Indonesia Tetap Membaik pada 2023



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan neraca pembayaran Indonesia akan tetap membaik pada 2023 dengan transaksi berjalan yang terjaga.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan transaksi berjalan yang terjaga akan berada dalam kisaran surplus 0,4% sampai dengan defisit 0,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB). 

Dia mengatakan pada 2022, surplus transaksi berjalan diperkirakan mencapai 0,4% sampai 1,2% dari PDB.


Baca Juga: BI Kerek Suku Bunga Acuan Sebesar 25 Basis Poin Jadi 5,75% di Awal Tahun 2023

"Melebihi defisit yang terjadi di transaksi neraca modal dan finansial yang disebabkan oleh ketidakpastian pasar keuangan global,"ujar Perry, di Gedung Bank Indonesia, Kamis (19/1).

Perry juga menerangkan posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia pada 2022 tetap tinggi yaitu US$ 137,2 miliar setara dengan pembiayaan 6 bulan impor atau 5,9 impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. 

Perry menyebut tingkat cadev itu jauh berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Sementara itu, Perry menerangkan neraca transaksi modal dan finansial diperkirakan akan mencatat surplus pada 2023.

Baca Juga: Bank Indonesia Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Tahun 2023 Jadi 2,3%

"Didukung masuknya aliran modal asing dalam dalam bentuk PMA (Penanaman Modal Asing) maupun investasi portofolio, sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi nasional," terang Perry.

Perry melanjutkan, hal itu terindikasi dari aliran modal asing yang masuk kembali ke pasar keuangan domestik memasuki awal tahun 2023.

Dia menyebut hingga 17 Januari 2023, investasi portofolio mencapai net inflow sebesar US$ 4,6 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli