BI perkirakan, pertumbuhan ekonomi Kalimantan 4,2%



BALIKPAPAN. Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Kalimantan pada 2017 mencapai 4,2% dibanding 2016 (year on year). Perkiraan ini jauh lebih tinggi ketimbang realisasi pencapaian 2% pada tahun 2016 dan 1,4% pada 2015. 

"Kami harap tahun ini bisa meningkat, begitu juga inflasi di Kalimantan tahun ini diprediksi terkendali sekitar 4,8%," ujar Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo dalam konferensi pers Rapat Koordinasi Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, dan Bank Indonesia di Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (14/7). 

Dia mendorong Kalimantan segera menambah sumber pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, selama ini, Kalimantan terlalu mengandalkan penjualan sumber daya alam mentah. Akhirnya hal ini memukul pertumbuhan ekonomi Kalimantan ketika harga komoditas mentah di pasar global anjlok. 


"Hal itu terlihat ketika harga komoditas anjlok pada 2015-2016, pertumbuhan ekonomi Kalimantan juga menurun menjadi hanya di kisaran 2% pada triwulan I-2015, dari triwulan IV-2014 yang sebesar 4%," ujar dia.

Jika Kalimantan dapat menambah sumber pertumbuhan ekonomi selain dari sumber daya alam mentah, pertumbuhan ekonomi Kalimantan diyakini Agus akan lebih tinggi dari 4,2% (yoy).

Bank Sentral merekomendasikan diversifikasi atau pemberagaman sumber pertumbuhan ekonomi di Kalimantan dapat melalui hilirisasi energi seperti produk hilir batu bara, bauksit, dan sawit. Selain itu, sektor pariwisata juga diyakini akan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Kalimantan secara berkelanjutan.

Saat ini, kontribusi Kalimantan untuk pembentukkan Produk Domestik Bruto (PDB) secara nasional baru 8%. Angka ini tertinggal jauh ketimbang kontribusi Pulau Jawa dan Sumatera yang mencapai 81%.

"Dengan diversifikasi ekonomi, share PDB Kalimantan juga akan meningkat," ujar dia.

Sebagai perbandingan, BI, pemerintah, dan insttitusi asing memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini sebesar 5%-5,4%.

Untuk keseluruhan regional, Rakor Triwulanan antara BI dan pemerintah itu menyimpulkan strategi untuk memperluas diversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi akan diarahkan pada tiga kebijakan utama.

Pertama dengan memperkuat pembangunan infrastruktur dasar daerah, terus mengembangkan investasi sumber daya manusia yang terampil dan memperkuat tata kelola birokrasi.

Kedua dengan mengoptimalkan berbagai potensi sektor ekonomi daerah, baik melalui diversifikasi vertikal atau hilirisasi maupin horizontal. Ketiga, dengan mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri secara terpadu. "Strategi itu akan ditindaklanjuti secara seksama, berkala, dan terukur," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia