KONTAN.CO.ID–JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menegaskan komitmennya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang terus menunjukkan tren penguatan. 

Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan, rupiah saat ini telah menguat ke sekitar Rp16.300 per dolar AS, dari posisi Rp17.000 pada awal April 2025.

“Kami terus memastikan agar rupiah tetap stabil di sekitar Rp16.300 dengan intervensi baik di offshore non-delivery forward maupun secara support domestic non-delivery forward di dalam negeri,” ujar Perry dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, Jumat (22/8).

Situasi Memanas, Baca Business Insight untuk Tentukan Investasi yang Pas

Baca Juga: BI Siapkan Perluasan QRIS ke China dan Arab Saudi

Sebagai bagian dari kebijakan moneter untuk menambah likuiditas, BI juga telah membeli Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp186 triliun sepanjang 2025.

Perry menegaskan, ke depan rupiah masih berpotensi menguat dengan didukung oleh empat faktor fundamental. Pertama, neraca pembayaran Indonesia yang tetap sehat dengan defisit transaksi berjalan rendah sekitar 0,8%–1,1% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Kedua, inflasi yang terkendali; Ketiga, pertumbuhan ekonomi domestik yang solid; Keempat, komitmen pemerintah dan BI menjaga stabilitas nilai tukar.

"Kami akan upayakan rupiah berada di sekitar Rp16.300 sehingga kami perkirakan rupiah pada tahun ini dan tahun depan (2026) kisarannya antara Rp16.000 sampai Rp16.500," ungkap Perry.

Dengan prospek tersebut, BI optimistis stabilitas rupiah tetap terjaga sekaligus mendukung momentum pemulihan dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Juga: Bank Indonesia: Uang Beredar Capai Rp 9.569,7 Triliun per Juli 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News