KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melihat pemulihan ekonomi global terus berlanjut meski lebih rendah dari proyeksi global. Hal ini tak terlepas dari berlanjutnya ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina berdampak dan pandemi Covid-19. Oleh sebab itu, BI merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada 2022 menjadi 3,5% dari sebelumnya sebesar 4,4%. Namun, bank sentral masih optimistis fungsi intermediasi perbankan masih bisa tumbuh optimal. Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan proyeksi pertumbuhan kredit perbankan di 2022 masih di kisaran 6% hingga 8%. Sedangkan himpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan masih diperkirakan akan naik 7% hingga 9% pada tahun ini.
“Sebab, baik penawaran maupun permintaan kredit mengalami perbaikan. Dari sisi penawaran perbankan terjadi perbaikan, tak hanya suku bunga tapi likuiditas yang berlebih. Lending standar juga terus alami perbaikan, dalam arti, appetite bank dalam salurkan kredit makin baik dan meningkat,” ujarnya secara virtual pada Selasa (19/4).
Baca Juga: BI Catat Kredit Perbankan Tumbuh 6,65% Hingga Maret 2022 Dari sisi permintaan, BI melihat kondisi korporasi terus menunjukkan perbaikan, seluruh korporasi yang kami pantau, dari korporasi publik maupun besar seluruhnya tunjukkan penjualan yang meningkat. Begitupun belanja modal korporasi yang terus meningkat. Dengan kenaikan penawaran bank dan permintaan korporasi yang terus membaik. “Maka kredit yang capai 6,65% di Maret 2022 akan terus naik. Maka secara keseluruhan kredit akan tumbuh 6% sampai 8% untuk keseluruhan tahun 2022.Pertumbuhannya akan ikuti pola pertumbuhan ekonomi, tapi secara keseluruhan akan terus meningkat sejalan makin peningkatan mobilitas masyarakat,” tutur Perry. Pertumbuhan kredit ini akan datang dari sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, terutama berbasis orientasi ekspor yang didukung kenaikan harga komoditas ekspor. Lantaran sektor ini menunjukkan tunjukan perbaikan baik dari sisi dunia usaha maupun penyaluran kredit. Juga sektor yang sejalan peningkatan mobilitas seperti industri makanan minuman maupun perdagangan, baik eceran maupun besar. Juga sektor transformasi dan logistik yang terus alami perbaikan. Adapun Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan permintaan kredit lebih sustain (berkelanjutan). Lantaran secara supply maupun demand kredit telah terjadi peningkatan. Lantaran BI memantau 499 perusahaan yang telah menunjukkan peningkatan penjualan. Begitupun dengan belanja modal yang terus mengalami perbaikan. Seiring dengan peningkatan penjualan, permintaan kredit modal kerja ikut terangkat.
Baca Juga: Penyaluran KUR BCA Naik Pesat pada Awal Tahun Ini Sedangkan, peningkatan belanja modal ikut mendorong permintaan kredit investasi. Di sisi lain, perbankan makin nyaman memberikan kredit ke sektor usaha.
BI mencatakan kredit tumbuh 6,65% year on year (yoy) per Maret 2022. Peningkatan kredit ini terjadi di berbagai kelompok bank, segmen kredit, dan sektor perekonomian. Hal ini seiring dengan pemulihan kinerja sektor korporasi dan rumah tangga. Pemulihan sektor korporasi terus berlanjut tercermin dari kenaikan penjualan dan belanja modal. Serta terjaganya kemampuan membayar. Perbaikan sektor korporasi ini meningkatkan permintaan kredit perbankan. Lebih lanjut, kredit UMKM mampu tumbuh lebih cepat, naik 14,98% yoy pada Maret 2022. Khususnya, bersumber pada kredit mikro dan kecil yang terus mengalami peningkatan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi