BI: Pertamina harus jelaskan alasan kenaikan gas



JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyambut baik keputusan PT Pertamina (Persero) menurunkan kenaikan harga gas menjadi Rp 1.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 3.500 per kg.

Agus menilai, kebijakan PT Pertamina itu sudah pas dan sesuai dengan kemampuan daya beli masyarakat Indonesia. Namun jika dalam kondisi riilnya, Pertamina tetap merugi maka harus dicari jalan keluarnya.

"Kalau sekarang harganya disesuaikan menjadi Rp 1.000 per kg, tentu secara perhitungan ada kerugian yang dibebankan ke Pertamina. Jadi ada yang ditanggung oleh Pertamina. Tentu ini tidak ideal. Jadi mungkin nanti perlu ada penjelasan kalau harganya dinaikkan lagi sehingga masyarakat tahu," ujar Agus saat ditemui di Kantor Presiden, Selasa (7/1).


Kendati begitu, Agus berharap, Pertamina tidak lagi menaikkan harga gas lagi bila kerugian yang dialami bisa diatasi tanpa harus menaikkan harga. Bisa itu dengan perbaikan sistem operasional gas di lapangan atau efisiensi yang bisa diterima masyarakat.

Sebagai korporasi, lanjut Agus, Pertamina memang bisa menaikkan harga gas yang tidak disubsidi pemerintah.

Namun begitu, Mantan Menteri Keuangan itu menilai, penundaan kenaikan harga elpiji bukanlah bom waktu bagi Pertamina sebagaimana diprediksi pengamat. Ia menilai, suatu saat nanti, Pertamina bisa menaikkan harga gas elpiji 12 kg asal masyarakat sudah siap dan Pertamina bisa memberikan penjelasan secara transparan.

"Tentu nanti Pertamina bisa jelaskan ke publik tentang harga pokoknya, harga distribusinya, dibandingkan dengan harga yang ditawarkan kepada masyarakat sehingga ini menjadi jelas," tutur Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri