JAKARTA. Dalam pertemuan dengan Presiden Jokow Widodo, sore tadi di Istana Negara, Gubernur BI Agus Martowardojo menanyakan mengenai alokasi anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Menurut Agus, target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8% pada tahun 2015 tergantung dari penggunaan anggaran tersebut. "Bagaimana alokasinya, menjadi pengeluaran produktif dan betul-betul terealisasi di tahun berjalan," ujar Agus, Selasa (22/12) di Istana Negara. Agus sendiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2015 akan bergerak dalam range antara 5,4%-5,8%. Salah satu pendorongnya adalah belanja pemerintah yang lebih produktif dan efektif. Seperti diketahui, dampak kenaikan harga BBM bersubsidi Rp 2.000 per liter November lalu, pemerintah bisa menghemat anggaran sebesar Rp 120 triliun. Pemerintah berjanji untuk membelanjakan penghematan itu untuk program produktif, seperti pembangunan infrastruktur. Namun selain penggunaan anggaran, BI juga menilai penting bagi pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi. Caranya dengan memperbaiki mekanisme perizinan investasi. Selain itu juga mendorong perbaikan di sektor pertanian, dan industri lain yang menjadi senjata pemerintah yaitu kemaritiman.
BI pertanyakan alokasi penghematan subsidi BBM
JAKARTA. Dalam pertemuan dengan Presiden Jokow Widodo, sore tadi di Istana Negara, Gubernur BI Agus Martowardojo menanyakan mengenai alokasi anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Menurut Agus, target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8% pada tahun 2015 tergantung dari penggunaan anggaran tersebut. "Bagaimana alokasinya, menjadi pengeluaran produktif dan betul-betul terealisasi di tahun berjalan," ujar Agus, Selasa (22/12) di Istana Negara. Agus sendiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2015 akan bergerak dalam range antara 5,4%-5,8%. Salah satu pendorongnya adalah belanja pemerintah yang lebih produktif dan efektif. Seperti diketahui, dampak kenaikan harga BBM bersubsidi Rp 2.000 per liter November lalu, pemerintah bisa menghemat anggaran sebesar Rp 120 triliun. Pemerintah berjanji untuk membelanjakan penghematan itu untuk program produktif, seperti pembangunan infrastruktur. Namun selain penggunaan anggaran, BI juga menilai penting bagi pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi. Caranya dengan memperbaiki mekanisme perizinan investasi. Selain itu juga mendorong perbaikan di sektor pertanian, dan industri lain yang menjadi senjata pemerintah yaitu kemaritiman.