JAKARTA. Bank Indonesia memproyeksikan ekonomi Indonesia akan menguat pada tahun ini. Penguatan ini seiring dengan menguatnya konsumsi domestik dan investasi di Indonesia.Berdasarkan hasil survei, bank sentral memperkirakan perekonomian tahun ini diperkirakan akan tumbuh 6,4%. Angka ini lebih tinggi dari proyeksi semula yang sebesar 6,3%. Bank Indonesia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia ini tetap stabil 6,4% hingga 2013 mendatang.Hasil survei Bank Indonesia pada Oktober lalu menunjukkan, faktor pendorong pertumbuhan ekonomi karena konsumsi domestik dan investasi. Konsumsi rumah tangga selama enam triwulan terakhir tumbuh rata-rata 4,8%. Sementara investasi juga naik rata-rata sebesar 9,6%.Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro juga optimis target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3% hingga 6,4% pada tahun ini bisa tercapai. Untuk kuartal ketiga 2012, dia yakin pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 6,4% dengan melihat realisasi investasi yang tumbuh 25,1% pada kuartal ketiga tahun ini. Pengamat Ekonomi Universitas Gajah Mada Tony Prasetyantono mengungkapkan hasil survei BI tersebut sudah cukup merepresentasikan kondisi ekonomi saat ini. Hanya saja, ia menduga untuk pertumbuhan ekonomi kuartal III 2012 hanya 6,3% dan akan naik menjadi 6,4% pada kuartal IV 2012 karena tingginya realisasi belanja pemerintah di akhir tahun.Untuk inflasi, ia sepakat pada tahun 2012 masih seperti perkiraan BI di 4,5% plus minus 1%. "Inflasi bakal naik menjadi sekitar 5% - 6% pada tahun 2013 karena ada kenaikan tarif tenaga listrik, dan bisa jadi juga kenaikan harga BBM," jelas Tony, Minggu (28/10).Tony menduga, BI akan membiarkan nilai tukar rupiah sedikit melemah untuk menggenjot kinerja ekspor yang makin loyo akibat perlambatan ekonomi global. Sehingga, ia memperkirakan nilai tukar rupiah pada tahun depan akan ada di kisaran Rp 9500 per dollar AS.Pengamat Ekonomi Universitas Atmajaya Prasetyantoko mengungkapkan jika kondisi ekonomi global tidak mengalami pemburukan, proyeksi ekonomi makro hasil survei BI tersebut masuk akal. Sebab, "Walaupun ekspor melemah, tapi konsumsi domestik dan investasi tumbuh tinggi," katanya.Hanya saja, ia mengingatkan, jika terjadi pemburukan kondisi ekonomi global, maka pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 bisa melorot menjadi 6,2%. Sedangkan untuk tahun 2012, Prasetyantoko masih optimis ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh 6,4%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BI: Pertumbuhan ekonomi bisa capai 6,4%
JAKARTA. Bank Indonesia memproyeksikan ekonomi Indonesia akan menguat pada tahun ini. Penguatan ini seiring dengan menguatnya konsumsi domestik dan investasi di Indonesia.Berdasarkan hasil survei, bank sentral memperkirakan perekonomian tahun ini diperkirakan akan tumbuh 6,4%. Angka ini lebih tinggi dari proyeksi semula yang sebesar 6,3%. Bank Indonesia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia ini tetap stabil 6,4% hingga 2013 mendatang.Hasil survei Bank Indonesia pada Oktober lalu menunjukkan, faktor pendorong pertumbuhan ekonomi karena konsumsi domestik dan investasi. Konsumsi rumah tangga selama enam triwulan terakhir tumbuh rata-rata 4,8%. Sementara investasi juga naik rata-rata sebesar 9,6%.Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro juga optimis target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3% hingga 6,4% pada tahun ini bisa tercapai. Untuk kuartal ketiga 2012, dia yakin pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 6,4% dengan melihat realisasi investasi yang tumbuh 25,1% pada kuartal ketiga tahun ini. Pengamat Ekonomi Universitas Gajah Mada Tony Prasetyantono mengungkapkan hasil survei BI tersebut sudah cukup merepresentasikan kondisi ekonomi saat ini. Hanya saja, ia menduga untuk pertumbuhan ekonomi kuartal III 2012 hanya 6,3% dan akan naik menjadi 6,4% pada kuartal IV 2012 karena tingginya realisasi belanja pemerintah di akhir tahun.Untuk inflasi, ia sepakat pada tahun 2012 masih seperti perkiraan BI di 4,5% plus minus 1%. "Inflasi bakal naik menjadi sekitar 5% - 6% pada tahun 2013 karena ada kenaikan tarif tenaga listrik, dan bisa jadi juga kenaikan harga BBM," jelas Tony, Minggu (28/10).Tony menduga, BI akan membiarkan nilai tukar rupiah sedikit melemah untuk menggenjot kinerja ekspor yang makin loyo akibat perlambatan ekonomi global. Sehingga, ia memperkirakan nilai tukar rupiah pada tahun depan akan ada di kisaran Rp 9500 per dollar AS.Pengamat Ekonomi Universitas Atmajaya Prasetyantoko mengungkapkan jika kondisi ekonomi global tidak mengalami pemburukan, proyeksi ekonomi makro hasil survei BI tersebut masuk akal. Sebab, "Walaupun ekspor melemah, tapi konsumsi domestik dan investasi tumbuh tinggi," katanya.Hanya saja, ia mengingatkan, jika terjadi pemburukan kondisi ekonomi global, maka pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 bisa melorot menjadi 6,2%. Sedangkan untuk tahun 2012, Prasetyantoko masih optimis ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh 6,4%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News