JAKARTA. Perlambatan pertumbuhan ekonomi masih akan terjadi hingga akhir tahun. Kebijakan moneter yang mengalami pengetatan menjadi pengganjal laju pertumbuhan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), di kuartal III 2013 perekonomian Indonesia secara tahunan atawa year on year (YoY) hanya tumbuh 5,62%. Bank Indonesia (BI) memprediksi penurunan pertumbuhan ini masih akan berlanjut di kuartal IV. Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pertumbuhan ekonomi di kuartal IV akan berkisar di 5,5%-5,6%. “Sehingga, secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi kita akan 5,7%," ujar Perry, Jumat (8/11). Perry menjelaskan masalah tapering off Amerika Serikat (AS) yang hanya tinggal menunggu waktu, menyebabkan arus modal masuk atau inflow berkurang ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Akibatnya, suntikan dana yang masuk pun tidak akan sekencang dulu. Tentu ini akan berdampak besar pada penurunan ekonomi Indonesia. Konsumsi masyarakat yang masih tetap tinggi meski suku bunga acuan sudah dikerek naik, menurut Perry, akibat konsumsi menjelang penyelenggaraan pemilu 2014 mulai terjadi. Pengeluaran konsumsi ini diprediksi akan kembali meningkat di kuartal IV 2013. Sekadar mengingatkan, pengeluaran konsumsi rumah tangga pada kuartal III 2013 meningkat 5,48% dibanding periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ekonomi yang melambat ini sesuai dengan harapan BI untuk menurunkan current account defisit (CAD) atau defisit transaksi berjalan.
BI: Pertumbuhan ekonomi kuartal IV melambat
JAKARTA. Perlambatan pertumbuhan ekonomi masih akan terjadi hingga akhir tahun. Kebijakan moneter yang mengalami pengetatan menjadi pengganjal laju pertumbuhan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), di kuartal III 2013 perekonomian Indonesia secara tahunan atawa year on year (YoY) hanya tumbuh 5,62%. Bank Indonesia (BI) memprediksi penurunan pertumbuhan ini masih akan berlanjut di kuartal IV. Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pertumbuhan ekonomi di kuartal IV akan berkisar di 5,5%-5,6%. “Sehingga, secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi kita akan 5,7%," ujar Perry, Jumat (8/11). Perry menjelaskan masalah tapering off Amerika Serikat (AS) yang hanya tinggal menunggu waktu, menyebabkan arus modal masuk atau inflow berkurang ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Akibatnya, suntikan dana yang masuk pun tidak akan sekencang dulu. Tentu ini akan berdampak besar pada penurunan ekonomi Indonesia. Konsumsi masyarakat yang masih tetap tinggi meski suku bunga acuan sudah dikerek naik, menurut Perry, akibat konsumsi menjelang penyelenggaraan pemilu 2014 mulai terjadi. Pengeluaran konsumsi ini diprediksi akan kembali meningkat di kuartal IV 2013. Sekadar mengingatkan, pengeluaran konsumsi rumah tangga pada kuartal III 2013 meningkat 5,48% dibanding periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ekonomi yang melambat ini sesuai dengan harapan BI untuk menurunkan current account defisit (CAD) atau defisit transaksi berjalan.