JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan, bank-bank syariah akan tumbuh baik tahun ini. Deputi Direktur Direktorat Perbankan Syariah Mulya E. Siregar menargetkan, aset perbankan syariah bisa menyentuh Rp 97 triliun."Itu target moderat. Kalau target konservatif aset bank syariah hingga akhir 2010 sebesar Rp 72 triliun," katanya, Selasa (27/4).Siregar optimistis target tersebut akan terlampaui mengingat aset perbankan Syariah per akhir Maret 2010 sudah mencapai Rp 70,8 triliun. Tingkat pertumbuhan aset ini sebesar 32,5%.Sementara pangsa pasar perbankan syariah saat ini sebesar 2,78% terhadap industri perbankan nasional. "Tahun ini pangsa pasar bank syariah kemungkinan bisa tumbuh cepat dan mencapai sekitar 5% dari total industri perbankan nasional," imbuhnya.Sekedar informasi, Siregar menjelaskan, saat ini umlah Bank Umum Syariah (BUS) 8 bank, 25 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 143 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS).Selain aset, BI juga memperkirakan dana masyarakat alias dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah juga tumbuh baik. Hingga akhir 2010, BI menargetkan DPK perbankan syariah bisa menyentuh Rp 63 triliun dan DPK menjadi sekitar Rp 70 triliun.Sedangkan DPK dan pembiayaan perbankan syariah per Maret 2010, masing-masing sudah mencapai Rp 52,8 triliun dan Rp 50,2 triliun. Tingkat financing to deposit ratio (FDR) bank syariah sebesar 95,07%. "Dan tingkat NPF (Non Perfoming Financing alias pembiayaan bermasalah) sebesar 4,53%," ujar Siregar.Ada beberapa hal BI bersifat optimistis dengan industri bank syariah. Pertama, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diprediksikan mencapai 5,5% tahun ini.Kedua, jumlah bank yang berkompetisi di perbankan syariah masih minim. Ketiga, populasi penduduk yang cukup besar. Keempat, keunggulan produk-produk syariah yang ke depan akan mampu menandingi produk bank konvensional.Menurut Siregar, angka-angka kinerja per kuartal I perbankan syariah ini menunjukkan industri syariah di Indonesia berada dalam pertumbuhan yang bagus mengingat krisis global yang sempat mendera menjelang akhir 2009 lalu.Meskipun demikian, untuk mencapai target 2010 itu, perbankan syariah harus kerja keras dan mengatasi berbagai tantangan yang ada, seperti sumber daya manusia (SDM), produk-produk bank syariah, pelayanan atau profesionalitas, dan manajemen risiko.Di bidang SDM, bank syariah harus mampu menciptakan SDM yang kompeten dan profesional, misalnya memerlukan customer service yang aktif menjelaskan apa itu Syariah. Bank Syariah juga dituntut agar semakin inovatif dalam penciptaan produk."Selain itu, perbankan Syariah juga harus mampu menciptakan manajemen risiko yang baik dan menjaga kualitas produk serta pelayanan kepada nasabahnya," tegas Siregar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BI Prediksi Aset Bank Syariah Bisa Mencapai Rp 97 Triliun
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan, bank-bank syariah akan tumbuh baik tahun ini. Deputi Direktur Direktorat Perbankan Syariah Mulya E. Siregar menargetkan, aset perbankan syariah bisa menyentuh Rp 97 triliun."Itu target moderat. Kalau target konservatif aset bank syariah hingga akhir 2010 sebesar Rp 72 triliun," katanya, Selasa (27/4).Siregar optimistis target tersebut akan terlampaui mengingat aset perbankan Syariah per akhir Maret 2010 sudah mencapai Rp 70,8 triliun. Tingkat pertumbuhan aset ini sebesar 32,5%.Sementara pangsa pasar perbankan syariah saat ini sebesar 2,78% terhadap industri perbankan nasional. "Tahun ini pangsa pasar bank syariah kemungkinan bisa tumbuh cepat dan mencapai sekitar 5% dari total industri perbankan nasional," imbuhnya.Sekedar informasi, Siregar menjelaskan, saat ini umlah Bank Umum Syariah (BUS) 8 bank, 25 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 143 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS).Selain aset, BI juga memperkirakan dana masyarakat alias dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah juga tumbuh baik. Hingga akhir 2010, BI menargetkan DPK perbankan syariah bisa menyentuh Rp 63 triliun dan DPK menjadi sekitar Rp 70 triliun.Sedangkan DPK dan pembiayaan perbankan syariah per Maret 2010, masing-masing sudah mencapai Rp 52,8 triliun dan Rp 50,2 triliun. Tingkat financing to deposit ratio (FDR) bank syariah sebesar 95,07%. "Dan tingkat NPF (Non Perfoming Financing alias pembiayaan bermasalah) sebesar 4,53%," ujar Siregar.Ada beberapa hal BI bersifat optimistis dengan industri bank syariah. Pertama, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diprediksikan mencapai 5,5% tahun ini.Kedua, jumlah bank yang berkompetisi di perbankan syariah masih minim. Ketiga, populasi penduduk yang cukup besar. Keempat, keunggulan produk-produk syariah yang ke depan akan mampu menandingi produk bank konvensional.Menurut Siregar, angka-angka kinerja per kuartal I perbankan syariah ini menunjukkan industri syariah di Indonesia berada dalam pertumbuhan yang bagus mengingat krisis global yang sempat mendera menjelang akhir 2009 lalu.Meskipun demikian, untuk mencapai target 2010 itu, perbankan syariah harus kerja keras dan mengatasi berbagai tantangan yang ada, seperti sumber daya manusia (SDM), produk-produk bank syariah, pelayanan atau profesionalitas, dan manajemen risiko.Di bidang SDM, bank syariah harus mampu menciptakan SDM yang kompeten dan profesional, misalnya memerlukan customer service yang aktif menjelaskan apa itu Syariah. Bank Syariah juga dituntut agar semakin inovatif dalam penciptaan produk."Selain itu, perbankan Syariah juga harus mampu menciptakan manajemen risiko yang baik dan menjaga kualitas produk serta pelayanan kepada nasabahnya," tegas Siregar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News