JAKARTA. Salah satu fokus kebijakan Bank Indonesia (BI) dan pemerintah adalah menurunkan current account deficit (CAD) atawa defisit transaksi berjalan ke level yang sehat. Namun, level yang sehat tersebut belum bisa terjadi pada tahun depan. Bank Indonesia (BI) melihat defisit transaksi berjalan tahun depan akan lebih rendah dari 3% dari PDB, namun masih cukup tinggi dan belum bisa mencapai level sehat yang diinginkan yaitu 2,5% dari PDB. Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Moneter BI Juda Agung mengatakan alasan defisit masih cukup tinggi adalah rencana pemerintah yang akan memfokuskan kebijakannya pada pembangunan infrastruktur. Realisasi kebijakan pemerintah yang terarah pada proyek yang sifatnya lebih produktif seperti infrastruktur akan memerlukan impor. Impor tersebut adalah impor barang modal seperti mesin dan peralatan mekanik ataupun besi dan baja.
Meskipun masih tetap tinggi, Juda mengaku, defisit transaksi berjalan yang terjadi pada tahun depan akan lebih sehat. "CAD kita di 2013 dan 2014 lebih banyak untuk keperluan konsumsi bahan bakar minyak (BBM)," ujar Juda akhir pekan ini. Sekedar gambaran, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) impor migas dari Januari-September 2014 mencapai US$ 33,02 miliar, sedangkan ekspornya sendiri sebesar US$ 23,4 miliar. Walhasil terjadi defisit migas US$ 9,62 miliar.