KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) kembali memangkas perkiraan neraca transaksi berjalan pada tahun 2021. Gubernur BI, Perry Warjiyo menyebut, neraca transaksi berjalan bisa berpotensi surplus di kisaran 0,3% Produk Domestik Bruto (PDB) atau kalaupun mencetak defisit, akan berada di kisaran 0,5% PDB. Ini lebih rendah dari perkiraan semula yang menyebut transaksi berjalan akan mencetak defisit atau current account deficit (CAD) di kisaran 0% PDB hingga 0,8% PDB.
“Prospek transaksi berjalan ini akan mendukung ketahanan sektor eksternal Indonesia,” ujar Perry dalam Pertemuan Tahunan BI (PTBI) Rabu (24/11). Baca Juga: Rupiah berpotensi menguat terbatas pada Selasa (23/11), cermati sentimennya Sementara pada tahun 2022, Perry pun memperkirakan CAD berada di kisaran 1,1% PDB hingga 1,9% PDB. Seperti kita ketahui, prospek baik neraca transaksi berjalan juga terlihat pada kuartal III-2021, yang mencatat surplus US$ 4,5 miliar atau sebesar 1,5% PDB. Padahal, pada kuartal II-2021, ini mencatat defisit US$ 2,0 miliar atau 0,7% PDB. Kinerja positif ini didorong oleh surplus neraca barang yang jumbo, didukung peningkatan permintaan negara mitra dagang utama dan kenaikan harga komoditas yang menyundut kinerja ekspor barang.