JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini tidak sekuat perkiraan semula. Alasannya, BI melihat pertumbuhan konsumsi berpotensi lebih rendah yang tercermin pada perlambatan pertumbuhan penjualan ritel. Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan BI Dody Budi Waluyo menjelaskan, di Juni tahun ini, penjualan ritel hanya tumbuh 6,7%-6,8%. Padahal, penjualan ritel di Juni 2016 tumbuh mencapai 7%-8%. Lebih lanjut Dody menyebut, hal itu dipengaruhi oleh daya beli masyarakat yang terdampak dari kenaikan tarif dasar listrik. Dody juga bilang, hal itu juga dipengaruhi pergeseran pemberian gaji PNS ke-13 yang awalnya diperkirakan di Juni, kemudian diberikan di Juli.
BI ramal ekonomi tak sekuat perkiraan semula
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini tidak sekuat perkiraan semula. Alasannya, BI melihat pertumbuhan konsumsi berpotensi lebih rendah yang tercermin pada perlambatan pertumbuhan penjualan ritel. Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan BI Dody Budi Waluyo menjelaskan, di Juni tahun ini, penjualan ritel hanya tumbuh 6,7%-6,8%. Padahal, penjualan ritel di Juni 2016 tumbuh mencapai 7%-8%. Lebih lanjut Dody menyebut, hal itu dipengaruhi oleh daya beli masyarakat yang terdampak dari kenaikan tarif dasar listrik. Dody juga bilang, hal itu juga dipengaruhi pergeseran pemberian gaji PNS ke-13 yang awalnya diperkirakan di Juni, kemudian diberikan di Juli.