BI ramal inflasi 2017 di atas 4%



JAKARTA. Kenaikan harga yang diatur pemerintah (administered priced) di tahun ini mendorong inflasi lebih dibanding inflasi tahun lalu yang tercatat sebesar 3,02% year on year (YoY).

Bank Indonesia (BI) bahkan memperkirakan inflasi tahun ini bisa melebihi angka yang diasumsikan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2017 sebesar 4%.

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung mengatakan, potensi peningkatan inflasi tersebut bersumber dari kenaikan tarif dasar listrik, kenaikan biaya pengurusan surat kendaraan bermotor, kenaikan tarif elpiji tiga kilo gram (kg), serta reformasi subsidi lainnya.


Dari kenaikan tarif listrik sebagai konsekuensi pencabutan subsidi listrik berdaya 900 volt ampere (VA) dan 450 VA yang terbagi menjadi tiga kali kenaikan di sepanjang tahun ini, akan menyumbang inflasi 0,9%.

"Maka 2017 perkiraan kami baseline bisa di dekat di atas 4%," kata Juda dalam konferensi pers di kantornya, Kamis (19/1).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewaspadai pergeseran tiga asumsi makro dalam APBN 2017, berupa inflasi, nilai tukar, dan SPN tiga bulan yang telah dipatok masing-masing sebesar 4%, Rp 13.300, dan 5,3%. Terkait inflasi, dalam paparannya saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR Rabu (18/1) Sri Mulyani menyatakan kebijakan subsidi dari yang terbuka menjadi tertutup yang berpotensi menimbulkan tekanan di masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia