JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan tingkat inflasi selama kuartal I dan kuartal II tahun 2014 masih akan tinggi. Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menuturkan, tingginya tingkat inflasi selama semester I-2014 dikarenakan faktor anomali cuaca. Produksi maupun distribusi komoditi pangan mengalami gangguan akibat anomali cuaca. Belum lagi dengan pertumbuhan tanaman pangan semusim yang juga terganggu produksinya. Angka inflasi Januari 2014 lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat inflasi Januari 2013. Kecenderungan inflasi pada Februari 2014 juga dalam tren koreksi meningkat dibandingkan dengan periode setahun sebelumnya."Dibandingkan dengan prediksi kami, realisasi inflasi Januari 2014 lebih tinggi daripada prediksi. Ini juga menunjukkan ada ekspektasi inflasi yang masih tinggi di kuartal I dan II tahun 2014," ujar Agus di Gedung BI, Jakarta, Jumat (7/2).Agus berharap, tingginya tingkat inflasi pada semester pertama tahun 2014 ini dapat diatasi oleh seluruh pemangku kepentingan atau stakeholders terkait seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, kementerian terkait dan juga bank sentral. "Karena memang peran sektor riil untuk mengendalikan inflasi sangat utama," jelasnya.Meski angka inflasi pada kuartal I dan II-2014 diperkirakan masih akan tinggi, namun menurut Agus inflasi 2014 secara keseluruhan tahun masih akan sesuai dengan target, yaitu dikisaran 4,5% plus minus 1%. "Kami melihat inflasi secara keseluruhan tahunan atau year on year 2014 masih sesuai dengan target, yaitu range 4,5% plus minus 1%, tidak bias atas maupun bias bawah," ucapnya.Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan tingkat inflasi sepanjang Januari 2014 sebesar 1,07%. Jika dibandingkan bulan Desember 2013 lalu, memang mengalami kenaikan namun lebih rendah dibanding Januari 2013 lalu yang mencapai 1,3%.Dengan inflasi inti sebesar 0,56%. Sementara untuk inflasi year on year tercatat sebesar 8,22%. Untuk inflasi inti year on year sebesar 4,53%. Inflasi paling tinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 3,79%. Curah hujan yang tinggi menjadi penyebab utama yang mendorong inflasi.Pemerintah tahun ini juga berhasil mengendalikan kenaikan harga pangan yang disebabkan curah hujan dan gangguan cuaca lainnya. Sepanjang bulan Januari 2014 juga terjadi berbagai bencana alam di beberapa daerah. Hal itu ikut mendorong inflasi, sehingga meningkat dari akhir tahun 2013 lalu. Pada tahun 2014 ini Pemerintah sebetulnya menargetkan inflasi sebesar 5,5%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BI ramal inflasi kuartal I dan II masih tinggi
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan tingkat inflasi selama kuartal I dan kuartal II tahun 2014 masih akan tinggi. Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menuturkan, tingginya tingkat inflasi selama semester I-2014 dikarenakan faktor anomali cuaca. Produksi maupun distribusi komoditi pangan mengalami gangguan akibat anomali cuaca. Belum lagi dengan pertumbuhan tanaman pangan semusim yang juga terganggu produksinya. Angka inflasi Januari 2014 lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat inflasi Januari 2013. Kecenderungan inflasi pada Februari 2014 juga dalam tren koreksi meningkat dibandingkan dengan periode setahun sebelumnya."Dibandingkan dengan prediksi kami, realisasi inflasi Januari 2014 lebih tinggi daripada prediksi. Ini juga menunjukkan ada ekspektasi inflasi yang masih tinggi di kuartal I dan II tahun 2014," ujar Agus di Gedung BI, Jakarta, Jumat (7/2).Agus berharap, tingginya tingkat inflasi pada semester pertama tahun 2014 ini dapat diatasi oleh seluruh pemangku kepentingan atau stakeholders terkait seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, kementerian terkait dan juga bank sentral. "Karena memang peran sektor riil untuk mengendalikan inflasi sangat utama," jelasnya.Meski angka inflasi pada kuartal I dan II-2014 diperkirakan masih akan tinggi, namun menurut Agus inflasi 2014 secara keseluruhan tahun masih akan sesuai dengan target, yaitu dikisaran 4,5% plus minus 1%. "Kami melihat inflasi secara keseluruhan tahunan atau year on year 2014 masih sesuai dengan target, yaitu range 4,5% plus minus 1%, tidak bias atas maupun bias bawah," ucapnya.Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan tingkat inflasi sepanjang Januari 2014 sebesar 1,07%. Jika dibandingkan bulan Desember 2013 lalu, memang mengalami kenaikan namun lebih rendah dibanding Januari 2013 lalu yang mencapai 1,3%.Dengan inflasi inti sebesar 0,56%. Sementara untuk inflasi year on year tercatat sebesar 8,22%. Untuk inflasi inti year on year sebesar 4,53%. Inflasi paling tinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 3,79%. Curah hujan yang tinggi menjadi penyebab utama yang mendorong inflasi.Pemerintah tahun ini juga berhasil mengendalikan kenaikan harga pangan yang disebabkan curah hujan dan gangguan cuaca lainnya. Sepanjang bulan Januari 2014 juga terjadi berbagai bencana alam di beberapa daerah. Hal itu ikut mendorong inflasi, sehingga meningkat dari akhir tahun 2013 lalu. Pada tahun 2014 ini Pemerintah sebetulnya menargetkan inflasi sebesar 5,5%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News