BI ramal LDR bank di level 89%-90%



JAKARTA. Tingkat keseimbangan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) perlahan-perlahan membaik seiring dengan penambahan sumber dana dan perlambatan pertumbuhan kredit. Bank Indonesia (BI) memproyesikan rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) berada di level 89%-90% pada tahun  2014 dan pada tahun 2015, dari posisi 88,93% per September 2014. 

Agus D.W Martowardojo, Gubernur BI, memperkirakan pertumbuhan DPK akan ada perbaikan di tahun depan, seiring dengan rencana Pemerintah menaikkan harga BBM sehingga ada rekening masuk ke bank. Alhasil, memberikan dampak positif pada rasio LDR. “Kalau kemarin LDR mencapai 92%, namun sekarang kondisi LDR mulai di bawah 90%,” kata Agus, Senin (17/11) kemarin.

Sementara itu, menelisik data Statistik Perbankan Indonesia (SPI), tren LDR perbankan terus naik jika melihat data year on year (yoy), yakni menjadi 90,63% per Agustus 2014, dibandingkan posisi 88,88% per Agustus 2013. Namun, rasio LDR mulai ada penurunan pada bulan Agustus, dibandingkan posisi bulan Juli 2014 sebesar 92,19%.


Mirza Adityaswara Deputi Gubernur Senior BI, mengakui, likuiditas perbankan memang sudah tidak selonggar 10 tahun lalu, di mana rasio LDR masih di level 40%. Nah, pengetatan likuiditas ini dialami oleh beberapa bank yang tercermin dari rasio LDR mencapai 97%-100%. “Jangan sampai, bank memiliki LDR 97% dari sumber pinjaman jangka pendek, bukan dari DPK atau obligasi. Itu yang tidak boleh,” terangnya.

Nah, untuk menghasilkan rasio LDR yang sehat atau di bawah level 92%, maka bank harus menjaga pertumbuhan dana tidak lebih rendah dibandingkan kredit. Halim menambahkan, perbaikan rasio LDR tahun depan, karena target kredit tahun 2014 dan tahun 2015 masih sama, yakni tumbuh 15%-17%.

Sedangkan, target pertumbuhan DPK ada sedikit kenaikan dibandingkan kredit, yakni DPK tumbuh menjadi 14%-16% pada tahun 2015, dari realisasi pertumbuhan DPK sebesar 12%-14% pada akhir tahun ini. “DPK naik, sedangkan kredit stagnan,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan