JAKARTA. Meski inflasi terkendali dan cenderung melemah, Bank Indonesia (BI) memilih mempertahankan kebijakan moneter ketat. Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI kemarin (17/3) memutuskan: suku bunga acuan alias BI rate tetap di posisi 7,5%, Deposit Facility sebesar 5,5%, dan Lending Facility 8%. Kebijakan tersebut demi menjaga nilai tukar rupiah supaya tidak semakin tertekan. Padahal, setelah menurunkan BI rate sebesar 0,25% menjadi 7,5% bulan lalu, bank sentral sejatinya punya ruang untuk menyeret turun suku bungannya lagi. Soalnya, deflasi kembali terjadi pada Februari lalu sebesar 0,36%, setelah Januari mengalami deflasi 0,24%. Di Maret ini pun berpeluang terjadi deflasi lantaran ada panen raya padi. Tapi, BI merasa masih perlu mempertahankan kebijakan moneter ketat demi stabilitas perekonomian nasional. BI ingin menjaga defisit neraca transaksi berjalan mengarah ke level yang sehat, 2,5%–3% terhadap produk domestik bruto.
BI rate bertahan di 7,5% demi jaga rupiah
JAKARTA. Meski inflasi terkendali dan cenderung melemah, Bank Indonesia (BI) memilih mempertahankan kebijakan moneter ketat. Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI kemarin (17/3) memutuskan: suku bunga acuan alias BI rate tetap di posisi 7,5%, Deposit Facility sebesar 5,5%, dan Lending Facility 8%. Kebijakan tersebut demi menjaga nilai tukar rupiah supaya tidak semakin tertekan. Padahal, setelah menurunkan BI rate sebesar 0,25% menjadi 7,5% bulan lalu, bank sentral sejatinya punya ruang untuk menyeret turun suku bungannya lagi. Soalnya, deflasi kembali terjadi pada Februari lalu sebesar 0,36%, setelah Januari mengalami deflasi 0,24%. Di Maret ini pun berpeluang terjadi deflasi lantaran ada panen raya padi. Tapi, BI merasa masih perlu mempertahankan kebijakan moneter ketat demi stabilitas perekonomian nasional. BI ingin menjaga defisit neraca transaksi berjalan mengarah ke level yang sehat, 2,5%–3% terhadap produk domestik bruto.