BI Rate Dipangkas, Harga Saham Bank Central Asia (BBCA) Tembus All Time High



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) terpantau telah menembus harga rekor terbaru atau All Time High (ATH) pada perdagangan bursa, Kamis (19/9). 

Penguatan tersebut sejalan dengan kebijakan bank sentral yang telah memangkas suku bunga acuannya.

Mengutip data RTI, saham emiten perbankan dengan kapitalisasi paling jumbo ini telah meningkat 2,59% dari perdagangan hari sebelumnya. Di mana, BBCA menyentuh harga Rp 10.900 per saham dan menjadi rekor tertinggi pasca stock split.


Baca Juga: Laba Bank Central Asia (BBCA) Naik 13,50% Jadi Rp 35,99 Triliun per Agustus 2024

Adapun, BBCA telah mengalami tren penguatan sejak awal pekan ini. Artinya, dalam sepekan, bank swasta terbesar tanah air ini sudah mengalami penguatan 4,56% dan secara year to date sudah meningkat 15,96%.

Penguatan ini juga sejalan dengan kinerja bank yang terus mengalami peningkatan. BCA melaporkan laba bersih secara bank only sebesar Rp 35,99 triliun per Agustus 2024. 

Angka ini menunjukkan kenaikan 13,50% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 31,71 triliun.

Baca Juga: Perbankan Mulai Selektif Beri Pendanaan ke Startup, Ini Alasannya

Pertumbuhan laba bersih ini didorong oleh peningkatan pendapatan bunga bersih BCA yang naik 8,78% yoy menjadi Rp 50,55 triliun per Agustus 2024, dibandingkan Rp 46,47 triliun pada Agustus tahun lalu. 

Pendapatan non-bunga emiten dengan kode saham BBCA ini juga mengalami kenaikan sebesar 2,02% yoy menjadi Rp 14,25 triliun per Agustus 2024, dari Rp 13,97 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Dari sisi intermediasi, BCA telah menyalurkan kredit sebesar Rp 843,70 triliun per Agustus 2024, yang meningkat 15,56% yoy dari periode tahun lalu sebesar Rp 729,22 triliun.

Baca Juga: BCA Gelar Business Case Competition 2024 dengan Fokus Perbankan Digital

Dalam hal pendanaan, BCA berhasil menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 1.102,28 triliun per Agustus 2024, naik 4,02% yoy dari periode tahun lalu yang mencapai Rp 1.059,68 triliun.

Selanjutnya: Pertamina Optimistis Kembangkan Bisnis SAF di Indonesia

Menarik Dibaca: Cara Memperbaiki Layar Laptop yang Rusak dan Ketahui Penyebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli