JAKARTA. Besok (14/5) Bank Indonesia (BI) akan merilis suku bunga acuan alias BI rate. Sejumlah ekonom memproyeksikan, bank sentral masih akan menahan BI rate pada angka 5,75%. Suku bunga acuan mungkin akan terkatrol jika pemerintah merealisasikan kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersusbsidi. David Sumual, ekonom BCA, menuturkan, pemulihan ekonomi global masih berjalan lambat. Alhasil, di dalam negeri, pertumbuhan ekonomi sepanjang kuartal pertama tahun ini masih di bawah ekspektasi. "Ini yang menjadi alasan BI untuk menahan suku bunga acuannya," ujarnya akhir pekan lalu. Hanya saja, rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi membuat ekspektasi inflasi ke depan masih cukup tinggi. Dan kalau itu terjadi, David memperkirakan, bank sentral akan segera mendongkrak BI rate.
BI rate diramal tidak akan berubah
JAKARTA. Besok (14/5) Bank Indonesia (BI) akan merilis suku bunga acuan alias BI rate. Sejumlah ekonom memproyeksikan, bank sentral masih akan menahan BI rate pada angka 5,75%. Suku bunga acuan mungkin akan terkatrol jika pemerintah merealisasikan kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersusbsidi. David Sumual, ekonom BCA, menuturkan, pemulihan ekonomi global masih berjalan lambat. Alhasil, di dalam negeri, pertumbuhan ekonomi sepanjang kuartal pertama tahun ini masih di bawah ekspektasi. "Ini yang menjadi alasan BI untuk menahan suku bunga acuannya," ujarnya akhir pekan lalu. Hanya saja, rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi membuat ekspektasi inflasi ke depan masih cukup tinggi. Dan kalau itu terjadi, David memperkirakan, bank sentral akan segera mendongkrak BI rate.