BI Rate Naik, Bunga Bank Masih Landai



JAKARTA. Kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menaikkan BI rate 25 basis poin (bps) menjadi 6%, belum akan direspons bank dengan mengerek suku bunga. Perbankan masih memperhatikan tingkat inflasi dan likuiditas sebelum menaikkan bunga.  Direktur Keuangan Bank Bukopin, Tri Joko Prihanto, mengatakan secara historis ketika BI rate naik 25 bps, bank langsung menaikkan bunga simpanan dan kredit antara 25 bps - 50 bps. Tapi, bank kecenderungan ini belum akan dilakukan perbankan saat ini sebab  kenaikan bunga acuan sudah diprediksi sejak awal tahun.Tri Joko menambahkan, sejak awal tahun banyak bank yang sudah melakukan penyesuain dengan menaikkan bunga simpanan atau kredit. "Tetapi hal ini tergantung tawar menawar antara bank dengan nasabah. Kencenderungannya, bank masih menahan tingkat bunga," ujarnya, Kamis (13/6).Salah satu bank yang sudah memprediksi kenaikan ini adalah Bank Central Asia (BCA). Bank milik Grup Djarum ini sudah menaikkan bunga deposito sejak April - Mei lalu dari 3,5% menjadi 5%. Akibat kenaikan ini, BCA mampu menghimpun dana mahal Rp 1,5 triliun  sepekan. "Tidak serta merta bunga naik karena BI rate naik. ami lihat situsai inflasi dan likuiditas pasar," tutur Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja.Direktur Utama Bank BNI, Gatot M. Suwondo, menyampaikan hal sama. Penyesuaian akan disesuaikan kondisi pasar dan likuiditas. "Kami belum tahu sektor mana yang bunganya akan naik, sejauh ini likuiditas masih aman," tambahnya.Tetapi penahanan bunga kredit tidak akan bertahan lama. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sudah menaikkan bunga penjaminan 25 bps.  Kenaikan ini akan mendorong masyarakat meminta bunga simpanan lebih baik. Dampaknya, biaya dana semakin mahal sehingga bank harus menaikkan bunga kredit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Roy Franedya