BI Rate naik, bunga kredit kian mencekik



JAKARTA. Anda yang memiliki pinjaman di bank bersiap-siaplah membayar cicilan lebih mahal. Kini, perbankan memiliki alasan lebih kuat menaikkan bunga kredit pasca Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 50 basis poin atau 0,5% menjadi 6,5%.Direktur Kepatuhan dan Sumber Daya Manusia Bank ICB Bumiputera Bambang Setiawan memastikan akan terjadi kenaikan suku bunga kredit dan simpanan karena suku bunga acuan meningkat. "Tapi kami belum tahu berapa kenaikannya karena belum diputuskan dalam rapat," ujarnya, Kamis (11/7).Presiden Direktur Bank Ina Perdana Eddy Guntardjo mengatakan kenaikan BI rate akan memancing perbankan menaikkan suku bunga kredit. Sebab, biaya dana bank meningkat karena nasabah meminta bunga simpanan yang lebih tinggi.Dan bila tidak memenuhi permintaah nasabah, dana akan keluar dari sistem perbankan. Menurut Eddy, setelah kebijakan kenaikan BI rate, suku bunga dasar bank yang dulunya di kisaran 8% akan menuju 10%. "Biasanya bunga kredit pemilikan rumah (KPR) danĀ  multiguna akan naik lebih dulu kemudian menyusul kredit modal kerja dan investasi," ujar Eddy.Berdasarkan kebiasaan selama ini, kenaikan BI rate akan langsung mendapat respons berupa lonjakan suku bunga simpanan. Hal ini akan menyebabkan biaya dana (cost of fund) semakin mahal. Dan pada ujungnya, perbankan akan membebankan kenaikan biaya ini pada nasabah peminjam.Efek ke bank kecilEddy menambahkan, kenaikan BI rate akan merugikan kelompok bank kecil dan nasabah mereka. Kenaikan bunga kredit bank besar menyebabkan bank kecil semakin tidak kompetitif karena suku bunga mereka mahal. Di sisi lain, saat ini terjadi perang suku bunga di perbankan. Kenaikan bunga kredit juga menjadi ganjalan bagi perbankan. Kenaikan bunga berpotensi meningkatkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). Kenaikan bunga akan mengakibatkan pembayaran tagihan tersendat-sendat apalagi daya beli masyarakat melemah efek kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Hasilnya bank harus menyediakan pencadangan yang tinggi.Ekonom Universitas Gajah Mada, Tony Prastiantono, menambahkan pasca kenaikan BI rate, tidak mungkin perbankan tahan bunga kredit. Sebab mereka tidak memiliki alternatif lain pengalihan beban. "Kenaikan bunga akan menyebabkan pertumbuhan kredit melemah, menjadi 18% - 19%," ujar Tony.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Roy Franedya