BI Rate Naik Lagi, Begini Respons Bank Mandiri



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) secara resmi menaikkan suku bungan acuan atau BI-7 Day (Reverse) Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bsp) atau naik ke level 5,75% di Januari tahun 2023.

Menanggapi hal ini, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menjelaskan bahwa kenaikan suku bunga ini telah diantisipasi oleh industri termasuk perbankan.

"Keputusan tersebut merupakan langkah lanjutan front loaded, preemtive dan forward looking Bank Indonesia guna memastikan inflasi inti dan memperkuat stabilitas nilai tukar di tengah ketidakpastian pasar keuangan global," ujar Corporate Secretary Bank Mandiri, Rudi As Aturridha melalui keterangan yang diterima Kontan.co.id, Kamis (19/1).


Rudi menjelaskan,dalam merespon kebijakan tersebut, pihaknya telah dan akan secara bertahap serta terukur melakukan kajian penyesuaian suku bunga simpanan dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas pasar, struktur biaya dana, kondisi pasar serta dampak terhadap peningkatan suku bunga kredit.

Baca Juga: BI: Kebijakan Suku Bunga Acuan untuk Arahkan Inflasi Kembali ke Kisaran Sasaran

"Secara umum diproyeksikan bank-bank akan secara bertahap menyesuaikan tingkat suku bunga simpanan dan kredit," jelasnya.

Adapun untuk tahun 2023, lanjut dia, mempertimbangkan proyeksi bahwa penyaluran kredit akan meningkat seiring dengan kondisi bisnis dan perekonomian yang terus tumbuh. Bank Mandiri akan terus mengkaji serta memonitor kecukupan likuiditas dari waktu ke waktu secara prudent dan optimal.

"Namun demikian, dalam mengeksekusi strategi pendanaan tersebut, Bank Mandiri akan mempertimbangkan berbagai aspek, antara lain opsi instrumen yang tersedia, timing yang tepat, serta kondisi pasar," terangnya.

Sebagai informasi, hingga November 2022 posisi likuiditas Bank Mandiri berada di level yang optimal dengan LDR (bank only) berada pada level 81,16%. 

Tercatat, pada periode yang sama, DPK berhasil tumbuh sebesar 13,95% (YoY) menjadi Rp 1.125,05 triliun dengan Kredit yang tumbuh 12,46% (YoY) menjadi sebesar Rp 920,43 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi