BI rate naik, mata uang Garuda lanjut perkasa



JAKARTA. Pergerakan rupiah pada transaksi pagi ini (19/11) bergerak menuju kenaikan dua hari terbesar dalam sebulan terakhir. Kondisi ini di picu oleh langkah bank sentral yang menaikkan suku bunga acuannya dalam pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) tambahan kemarin.

Data yang dihimpin Bloomberg menunjukkan, pada pukul 08.55 WIB, rupiah menguat 0,1% menjadi 12.135 per dollar. Bahkan pada transaksi sebelumnya, nilai tukar rupiah sempat berada di level 12.089 per dollar AS. Jika dihitung, mata uang Garuda ini sudah menguat 0,6% sejak 17 November lalu.

Sementara itu, nilai tukar rupiah untuk pengantaran satu bulan ke depan di pasar non deliverable forwards (NDF) melemah 0,3% menjadi 12.165 per dollar AS. Dengan demikian, nilai rupiah di pasar NDF lebih lemah 0,2% dari pasar spot.


Sedangkan nilai tukar rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) pagi ini berada di level 12.124 per dollar AS, menguat tipis dari posisi kemarin yang berada di level 12.146 per dollar.

Rupiah menguat pasca dinaikkannya BI rate menjadi 7,75% dari sebelumnya 7,5% kemarin. Ini merupakan perubahan suku bunga acuan pertama pada tahun ini.

"Rupiah dipastikan akan menguat pada hari ini setelah BI menaikkan suku bunga. Kami melihat kenaikan suku bunga ini untuk menekan laju inflasi akibat kenaikan BBM subsidi," jelas Dariusz Kowalczyk, strategist Credit Agricole CIB kepada Bloomberg.

Sekadar tambahan informasi, bank sentral kemarin menargetkan tingkat inflasi akan berada di kisaran 3%-5% pada tahun depan. Tingkat inflasi pada Oktober berada di posisi 4,83%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie