BI rate naik, multifinance berharap-harap cemas



JAKARTA. Naiknya suku bunga acuan atau BI rate sebesar 25 basis point menjadi 7,75% per 18 November 2014 menjadi perhatian para pelaku usaha pembiayaan. Karena biasanya bunga pinjaman yang dikenakan para perbankan kepada multifinance ikut mengalami kenaikan.

Roni Haslim, Direktur Utama PT BCA Finance mengaku saat ini masih wait and see terhadap apa yang akan dilakukan perbankan dalam merespons kenaikan BI rate tersebut.

Jika terjadi kenaikan bunga, maka BCA Finance akan mempertimbangkan untuk menaikkan bunga pembiayaan ke konsumen. "Kami masih pantau kondisi. Belum tahu akan tetap atau dinaikkan," ujar Direktur Utama BCA Finance, Roni Haslim, kemarin (18/11).


Saat ini BCA Finance menawarkan besaran bunga yang beragam kepada konsumen. Untuk mobil bekas misalnya, bunga pembiayaan dikenakan berkisar 8,5-9,5% dengan tenor hingga 5 tahun.

Sedangkan untuk mobil baru, terdapat 2 jenis penawaran. Pertama, kisaran bunga 4,49% hingga 6,69% dengan tenor hingga 6 tahun. Kedua, jangka waktu 6 tahun, di mana pada empat tahun pertama akan dikenai bunga sebesar 6,69%, sisa dua tahun akan dikenai bunga maksimal 7,39%.

Hal senada juga diungkapkan oleh Evy Indahwaty, Direktur Utama PT Radana Finance. Evy berujar pihaknya masih akan melihat respons dari kenaikan BI Rate tersebut. "Kami masih akan mengkaji dan mengevaluasi dampaknya seperti apa. Kami belum tahu," tuturnya.

Soalnya, lanjut Evy, pada awal tahun 2014, umumnya para multifinance telah menaikkan suku bunga pembiayaan. Saat ini, mayoritas sumber pendanaan Radana Finance berasal dari pinjaman bank lokal.

Perusahaan pembiayaan yang berkonsentrasi di lini sepeda motor ini menawarkan bunga rata-rata sebesar 28-30%. Bunga tersebut berbeda-beda, tergantung domisili si konsumen. Adapun Radana Finance saat ini memiliki 31 kantor cabang di pulau Jawa dan Sumatera.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan