JAKARTA. Kurs rupiah cenderung tertekan dalam sepekan ini. Pasangan USD/IDR, kemarin (15/11), menguat 0,67% menjadi 11.623 dibanding sehari sebelumnya. Dollar Amerika Serikat (AS) di kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga naik tipis 0,13% menjadi 11.561. Adapun dalam sepekan, rupiah di pasar spot turun 1,84% dan di kurs tengah BI rupiah terkoreksi 0,65%. Sejak awal pekan, rupiah memang relatif turun. Rupiah sempat menguat pada Kamis (14/11), terkena imbas kenaikan suku bunga acuan alias BI rate. Tapi, penguatan tidak berlangsung lama. Menutup pekan ini, dollar AS kembali perkasa terhadap rupiah. Albertus Christian, analis Monex Investindo Futures bilang, untuk pergerakan sepekan ke depan, rupiah masih akan tertekan karena adanya sentimen negatif dari dalam negeri akibat kenaikan BI rate. Kenaikan suku bunga sebenarnya dimaksudkan untuk mendorong rupiah yang terus melemah. Tetapi nyatanya, strategi itu tidak membuat rupiah terus terangkat.
BI rate naik, rupiah tetap tertekan
JAKARTA. Kurs rupiah cenderung tertekan dalam sepekan ini. Pasangan USD/IDR, kemarin (15/11), menguat 0,67% menjadi 11.623 dibanding sehari sebelumnya. Dollar Amerika Serikat (AS) di kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga naik tipis 0,13% menjadi 11.561. Adapun dalam sepekan, rupiah di pasar spot turun 1,84% dan di kurs tengah BI rupiah terkoreksi 0,65%. Sejak awal pekan, rupiah memang relatif turun. Rupiah sempat menguat pada Kamis (14/11), terkena imbas kenaikan suku bunga acuan alias BI rate. Tapi, penguatan tidak berlangsung lama. Menutup pekan ini, dollar AS kembali perkasa terhadap rupiah. Albertus Christian, analis Monex Investindo Futures bilang, untuk pergerakan sepekan ke depan, rupiah masih akan tertekan karena adanya sentimen negatif dari dalam negeri akibat kenaikan BI rate. Kenaikan suku bunga sebenarnya dimaksudkan untuk mendorong rupiah yang terus melemah. Tetapi nyatanya, strategi itu tidak membuat rupiah terus terangkat.